Sunday, January 27, 2013

Ilmu Ukur Tanah


TUGAS I DAN TUGAS II
ILMU UKUR TANAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah
Program Studi Teknik Sipil


Dosen:
Dr. A. Rosgandika Mulyana, Ir., DEA.


Disusun oleh:
Hendi Hamdani
1011015


JURUSAN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT
GARUT


2012
TUGAS I
RESUME PERTEMUAN I DAN II
  
I.     Istilah-Istilah Yang Sering Ditemukan Dalam Aplikasi Ilmu Ukur Tanah (IUT) dan Topografi
Berikut ini adalah Istilah- istilah yang sering ditemukan dan digunakan dalam aplikasi ilmu ukur tanah dan topografi, antara lain:
1.      Luas/ Cakupan Pengukuran
Luas, luasan atau area adalah besaran yang menyatakan ukuran dua dimensi suatu bagian permukaan yang dibatasi dengan jelas, biasanya suatu  daerah yang dibatasi oleh suatu kurva tertutup, sedangkan luas permukaan menyatakan luasan permukaan suatu benda padat tiga dimensi.
Dalam aplikasi, luas permukaan bumi, yang dipakai dalam pengukuran lahan dan merupakan suatu luasan permukaan, kerap dianggap sebagai luas dua dimensi bidang datar apabila luasan itu tidak terlalu besar relatif terhadap luas permukaan total bumi.
Terdapat beberapa satuan luas, untuk lahan yang bersifat lokal dan dikenal di Indonesia antara lain:
a)        Ubin (Nasional), tumbak/ tombak (Jawa Barat), ru (Jawa Tengah), adapun nilai untuk ubin, tumbak, dan ru adalah 14,0625m2 (3,75m x 3,75m).
b)        Bahu/ bau/ bouw, setara dengan 500 ubin = 7031,25 m2 atau 0,7 ha.
c)        Anggar, di Kalimantan Barat (1/33 hektare). Borong, di Kalimantan Barat (1/6 hektare).
d)       Kesuk di Jawa Mataraman nilainya bervariasi dari 1000 m2 hingga 1/6 hektare
e)        Rakit, di Pantura Jawa (= 1000 m2)
f)         Rantai persegi, dipakai di perkebunan Sumatra nilainya adalah 484 yard persegi (22 yard x 22 yard) atau sama dengan 404, 685 644 24 m2. (1 yard = 0,9144 m)

2.      Skala
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda.
Skala dibagi menjadi 3, diantaranya:
a)        Skala angka/ angka perbandingan, misalnya 1 : 500.000, artinya setiap 1 satuan jarak di peta sama dengan 500.000 satuan jarak di lapangan.
b)        Skala garis, yaitu skala yang dibuat dalam bentuk garis horizontal yang memiliki panjang tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta. Garis ini ditetapkan atau digambarkan dalam peta dan dibagi-bagi dalam interval yang sama, setiap interval menyatakan besaran panjang yang tertentu pada ujung lain, biasanya satu interval dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil dengan tujuan agar pembaca peta dapat mengukur panjang dalam peta secara lebih teliti.
c)        Skala verbal/ perbandingan nilai, yaitu skala yang ditulis dengan kata-kata, misal (1 cm untuk 10 km)
Skala peta menunjukkan ketelitian dan kelengkapan informasi yang tersaji dalam peta.

3.      Topografi
Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan dah bahkan kebudayaan lokal.

2
 
Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan.  Penggunaan kata-kata topografi dimulai sejak zaman Yunani kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu tempat. Kata itu datang dari kata Yunani, topos yang berarti tempat dan graphia yang berarti tulisan. Objek dari topografi adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umummenunjuk pada koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis bujur dan secara vertikal yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk bagian dari objek studi ini. Studi topografi dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya perencanaan militer dan eksplorasi geologi.
Untuk kebutuhan konstruksi sipil, pekerjaan umum, dan proyek reklamasi membutuhkan studi topografi yang lebih detail.
Ada beberapa teknik topografi, antara lain:
a)        Survei secara langsung
Survei membantu studi topografi secara lebih akurat suatu permukaan secara tiga dimensi, jarak, ketinggian, dan sudut dengan memanfaatkan berbagai instrumen topografi. Meski pengindraan jarak jauh sudah sangat maju, survei secara langsung masih menjadi cara untuk menyediakan informasi yang lebih lengkap dan akurat mengenai keadaan suatu lahan.
b)        Pengindraan jarak jauh
Pengindraan jarak jauh adalah studi mengenai pengumpulan data bumi dari jarak yang jauh dari area yang dipelajari. Pengindraan jarak jauh dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu satelit, radar, radar inframerah, seismogram, sonar, dan lain-lain

4.      Garis Lintang
Dalam geografi, garis lintang adalah garis khayal yang digunakan untuk menentukan lokasi di bumi terhadap garis khatulistiwa (utara atau selatan). Posisi lintang biasanya dinotasikan dengan simbol huruf Yunani “φ”. Posisi lintang merupakan penghitungan sudut dari 0o di khatulistiwa sampai ke +90o di kutub utara dan -90o di kutub selatan.  Garis lintang dibagi menjadi dua, yaitu lintang di sebelah utara (lintang utara “LU”) dan lintang di sebelah selatan (lintang selatan “LS”). Lintang utara dan lintang selatan menyatakan besarnya sudut sudut antara posisi lintang dengan garis khatulistiwa, dan garis khatulistiwa sendiri adalah lintang 0 derajat (0o).
Setiap derajat lintang dibagi menjadi 60 menit (satu menit lintang mendekati satu mil laut atau 1852 meter, yang kemudian dibagi lagi menjadi 60 detik. Untuk keakurasian tinggi detik digunakan dengan pecahan desimal.
Terdapat garis lintang yang cukup penting, yaitu:
v Garis balik utara (23o27’ LU) dan garis balik selatan (66o33’ LS), dimana hanya antara kedua garis balik (utara dan selatan) matahari dapat berada di zenith.
v Lingkaran Arktik (66o33’ LU) dan lingkaran Antarktik (66o33’ LS),  hanya di utara lingkaran Arktik atau selatan lingkaran Antarktik matahari dapat terjadi pada tengah malam.

5.      Garis Bujur
Garis bujur dinotasikan oleh abjad Yunani “λ”, yaitu menggambarkan lokasi sebuah tempat di timur atau barat bumi dari sebuah garis utara-selatan yang disebut meridian utama. Longitude diberikan berdasarkan pengukuran sudut yang berkisar dari 0o di meridian utama ke +180o arah timur dan -180o arah barat. Tidak seperti garis lintang yang memiliki ekuator sebagai posisi awal alami, tidak ada posisi awal alami untuk garis bujur. Oleh karena itu sebuah dasar meridian harus dipilih. Meskipun kartografer Britania Raya telah lama menggunakan Meridian Observatorium Greenwich di London, referensi lainnya digunakan di tempat yang berbeda, termasuk Ferro, Roma, Kopenhagen, Yerusalem, Saint Petersburg,  Pisa, Paris, Philadelphia, dan Washington D.C  pada 1884,
konferensi meridian internasional mengadopsi meridian Greenwich sebagai meridian utama universal atau titik nol garis bujur.
Di indonesia, garis bujur di sebelah barat meridian diberi nama bujur barat (BB) dan di sebelah timur meridian disebut bujur timur (BT). Bujur barat dan bujur timur merupakan garis khayal yang menghubungkan titik kutub utara dengan kutub selatan bumi dan menyatakan besarnya sudut antara posisi bujur dengan garis meridian. Garis meridian sendiri adalah bujur nol derajat (0o). 

6.      Elevasi
Elevasi atau ketinggian (Altitudo) adalah posisi vertikal (ketinggian) suatu objek dari suatu titik tertentu (datum). Datum yang biasa digunakan adalah permukaan laut, dan permukaan geoid WGS-84 yang digunakan oleh GPS. Oleh karena itu, elevasi seringkali dinyatakan sebagai “ketinggian dari permukaan laut (dpl)”. Di Amerika Serikat dan Britania Raya, altitudo aviassi biasa diukur dalam satuan kaki, sedangkan di seluruh bagian dunia lain, ketinggian diukur dengan satuan meter.
Tekanan atmosfer turun bersama dengan naiknya ketinggian. Prinsip ini merupakan dasar operasi altimeter tekanan yang merupakan barometer aneroid yang dikalibrasi untuk menunjukkan ketinggian dan bukan tekanan. Penurunan tekanan ini akan menyebabkan kurangnya suplai oksigen (hipoksia) pada manusia yang berada pada ketinggian.

7.      Kontur
Kontur adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang reguler. Interval kontur adalah jarak vertikal antara 2 garis ketinggian yang ditentukan berdasarkan skalanya. Besarnya interval kontur sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Interval kontur selalu dinyatakan secara jelas di bagian bawah tengah di atas skala grafis.

5
 
Kontur biasanya digambar dalam bentuk garis-garis utuh yang kontinyu (biasanya  berwarna cokelat atau orange). Setiap kontur keempat atau kelima tergantung pada intervalnya. Dibuatah indeks dimaksudkan untuk membantu pembacaan kontur dan menghitung kontur untuk menentukan tinggi. Angka (ketinggian) kontur diletakkan pada bagian kontur yang diputus dan diurutkan sedemikian rupa agar terbaca searah dengan kemiringan ke arah atas (lebih tinggi) pada daerah datar yang jarak horizontalnya lebih dari 40mm sesuai skala peta dibuat garis kontur bantu. Kontur bantu ini sangat berarti terutama jika ada gundukan kecil pada daerah yang datar. Kontur bantu digambar pada peta berupa garis putus-putus untuk membedakan dengan kontur standar.

Bentuk Kontur
Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan lahan yang sebenarnya. Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan emiringan yang terjal, kontur-kontur yang berjauhan menunjukkan kemiringn yang landai. Jika kontur-kontur itu memiliki jarak satu sama lain secara tetap, maka kemiringannya teratur. Beberapa catatan tentang kontur sebagai berikut:
a)        Kontur adalah kontinyu (bersinambung). Sejauh mana pun kontur berada tetap akan bertemu kembali di titik awalnya. Perkecualiannya adalah jika kontur masuk ke suatu daerah kemiringan yang curam atau nyaris vertikal, karena ketiadaan ruang untuk menyajikan kontur-kontur secara terpisah pada pandangan horizontal, maka lereng terjal tersebut digambarkan dengan simbol. Selanjutnya kontur-kontur akan masuk dan keluar dari simbol tersebut.
b)        Jika kontur0kontur pada bagian bawah lereng merapat, maka bentuk lereng disebut konveks (cembung) dan memberi pandangan yang pendek. Jika sebaliknya, yaitu merenggang, maka disebut konkav (cekung), dan memberikan pandangan yang panjang.
c)        Jika pada kontur-kontur yang berbentuk meander tetapi tidak  terlalu rapat maka permukaan lapangannya merupakan daerah yang undulasi (bergelombang)
d)       

6
 
Kontur-kontur yang rapat dan tidak teratur menunjukkan lereng yang patah-patah. Kontur-kontur yang halus belokannya juga menunjukkan permukaan yang teratur (tidak patah-patah) kecuali pada peta  skala kecil umumnya penyajian kontur cenderung halus akibat adanya proses generalisasi yang dimaksudkan untuk menghilangkan detil-detil kecil (minor).

8.      Lereng
Lereng adalah kenampakan permukaan alam yang yang disebabkan adanya beda tinggi, apabila beda tinggi dua tempat tersebut dibandingkan dengan jarak lurus mendatar sehingga akan diperoleh besarnya kelerengan (clope). Bentuk lereng tergantung pada proses erosi juga gerakan tanah dan pelapukan. Lereng merupakan parameter topografi  yang terbagi dalam dua bagian yaitu kemiringan lereng dan beda tinggi relative, dimana kedua bagian tersebut besar pengaruhnya terhadap penilaian suatu lahan kritis. Bia dimana suatu lahan yang lahan dapat merusak lahan secara fisik, kimia, dan biologi, sehingga akan membahayakan hidrologiproduksi pertanian, dan pemukiman.
Salah satunya dengan membuat peta kemiringan lereng (peta kelas lereng). Dengan pendekatan rumus “Went-Worth” yaitu pada peta topografi yang menjadi dasar pembuatan peta kemiringan lereng dengan dibuat grid atau jaring-jaring berukuran 1 cm kemudian masing-masing bujur sangkar dibuat garis horizontal. Dengan mengetahui jumlah konturnya dan perbedaan tinggi kontur yang memotong garis horizontal tersebut dapat ditentukan kemiringan atau sudut lereng dengan menggunakan rumus:
S(%)=[((n-1)xCi) / (D x Ps)
Mencari kontur interval dengan menggunakan rumus:
Ci = 1/2000 x Ps
Mencari panjang diagonal dengan menggunakan rumus:
D2 = √(a2 + b2)


Suatu daerah dapat diukur ketinggiannya atau dapat diklasifikasikan kemiringan lerengnya dengan melihat jumlah garis yang terpoting dalam grid-grid yang telah dibuat. Kemudian hasilnya dihitung dan dapat dimasukkkan ke dalam aturan hasil perhitungan kemiringan lereng. Sehingga dapat diperoleh hasil mengenai pengklasifikasian kemiringan lereng pada suatu daerah. Lereng adalah kenampakan  permukaan alam disebabkan karena beda tinggi. Kemiringan lereng adalah perbandingan antara jarak lurus mendatar dengan beda tinggi suatu tempat. Dalam mengukur kemiringan lereng dapat dilakukan dengan cara:
v  Metode Blong (1972)
v  Metode Wentworth
v  Metode Lingkaran dan
v  Menggunakan kompas geologi
Kelas kemiringan lereng antara lain:
v  Kelas I = < 8%
v  Kelas II           =  8 – 15 %
v  Kelas III          = >15 - 25%
v  Kelas IV          = >25 – 45%
v  Kelas V           = >45%
Kelerengan
Kelerengan (slope) sering dinyatakan dalam satuan derajat dan persen. Kelihatannya mudah untuk mengkonversi antar keduanya. Tetapi terkadang, kita sering tertukar dan salah memberi satuan. Kesalahan yang paling umum adalah bahwa jika kelerengan itu tegak, maka satuannya adalah 90 derajat atau 100%. Kesalahan di sini adalah memberikan angka kelerengan 100% kepada tebing yang menjulang tegak tersebut yang seharusnya ~ persen (tak terhingga persen).

8
 
Derajat adalah satuan yang mungkin sudah sangat dipahami secara umum. Sangat jarang saya menemukan ada kesalahan pemahaman tentang satuan ini. Jika rata satuannya 0 derajat, jika miring tengah-tengah antara rata dan tegak itu 45 derajat, dan jika bukit terjal satuannya 90 derajat.
Persen agak sering salah dipahami. Berapa persen kah 0o, 45o, dan 90o, tersebut? Definisi satuan persen dalam kelerengan adalah tangen dari kelerengan. Kita ambil contoh angka 45o, maka
Kelerengan 45o = Kelerengan tan(45) satuan persen
Atau jika mau angkanya sudah dalam bentuk persen, maka tinggal tambahkan angka 100 pada persamaan di atas menjadi:
Kelerengan 45o = Kelerengan 100 x tan(45) persen

9.      Morfometri
 Morfometri merupakan penilaian kuantitatif terhadap bentuk lahan, sebagai aspek pendukung morfografi dan morfogenetik, sehingga klasifikasi semakin tegas dengan angka-angka yang jelas.
  
10.  Land Surveying

9
 
Land surveying atau lebih dikenal dengan ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi, yaitu ilmu yang mempelajari posisi titik, area, atau wilayah pada, di atas dan dibawah permukaan bumi dengan cakupan wilayah maksimal 37 km x 37km dengan kondisi rupa bumi dianggap datar. Salah satu jenis pekerjaan land surveying adalah survei terestrial. Suryei terestrial merupakan pekerjaan penggukuran yang dilakukan di atas permukaan bumi dengan tujuan untuk mengambil data-data ukuran jarak, arah sudut dan ketinggian yang nantinya akan dijadikan pembuatan peta terestris. Balai pemantapan kawasan hutan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tidak terlepas dari pekerjaan pemetaan. Salah satu aplikasi survei terestrial adalah pengukuran tata batas kawasan hutan.

11.  Ordinat
 Ordinat adalah salah satu penentu letak titik pada bidang, letak titik pada bidang biasa ditentukan terhadap dua baris yang berpotongan tegak lurus yang disebut sumbu mendatar dan sumbu tegak/ koordinat “y”. Contoh: titik (12, -18) memiliki ordinat -18.

12.  Absis
Absis adalah unsur pertama dari pasangan terurut, ia adalah yang pertama dari dua suku (x,y) untuk mengalamatkan suatu titik, di dalam sumbu sistem koordinat tegak lurus tetap (koordinat kartesius). Absis juga dikenal sebagai koordinat “x” suatu titik, yang ditunjukkan pada garis mendatar. Contoh: titik (-7, 4) memiliki absis -7.

13.  Peta
 Sejarah Peta

10
 
Peta yang sekarang sering kita lihat dan jumpai baik di toko buku, di Instansi, Perguruan Tinggi dan sebagainya pada saat ini umumnya penampilannya relatif menarik. Apabila ditengok kebelakang, keberadaan peta pada zaman dahulu tidaklah sebaik saat ini dari segi penampilan, hal ini karena keterbatasan peralatan maupun perlengkapan yang ada pada saat itu. Akan tetapi tentang bentuk dan ketelitiannya apakah sejelek yang di perkirakan? Jawabannya sangat relatif, artinya bergantung pada peta zaman sekarang yang akan dibandingkan dengan peta pada zaman dahulu, karena dapat saja peta saat ini dibuat asal jadi, lalu dihiasi dengan warna-warni supaya terlihat menarik (tetapi ketelitian geometris maupun koordinatnya sangat kecil).
Pengertian dan Fungsi Peta
Bermula dari ketersediaan peta, selanjutnya proses perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan fisik (terutama) dapat berjalan dengan baik. Peta yang beredar di masyarakat cukup banyak ragamnya, tetapi belum tentu peta yang didapatkan sesuai dengan apa yang diinginkan. Misalnya saja pengguna peta ingin merencanakan suatu tempat untuk rencana pengolahan limbah industri serta lokasi pembuangannya. Untuk keperluan tersebut didapatkan peta topografi dengan skala 1 : 50.000. Pertanyaannya apakah dengan peta tersebut sudah cukup? ataukah masih membutuhkan peta lain yang lebih mengenai sasaran dalam arti lebih besar skalanya, lebih banyak dan detail tampilan obyek-obyeknya dan sebagainya. Sebelum membahas lebih jauh tentang peta, maka apa yang dimaksud dengan peta? Apa fungsi dan kegunaan peta?
Peta merupakan sumber informasi. Sehingga dengan adanya peta seharusnya orang menjadi mengerti atau lebih mengerti dari sebelum mendapatkan peta, tetapi kalau dengan keberadaan peta malah membuat orang menjadi tidak mengerti dan bingung, maka peta tersebut dapat dikatakan peta yang tidak atau kurang baik. Kurang baik disini diartikan sebagai kurang komunikatif, kurang teliti, kurang penjelasan dan sejenisnya.

11
 
Fungsi peta secara umum dikelompokkan menjadi 4 (empat) bagian utama yaitu memperlihatkan posisi (baik posisi horisontal maupun posisi vertikal dari suatu tempat),memperlihatkan ukuran, memperlihatkan bentuk dan menghimpun dan menseleksi.Sedangkan kegunaan peta antara lain untuk perencanaan peletakan bangunan-bangunan fisik (jalan, gedung, jembatan, dam, pelabuhan), perencanaan peletakan mesin-mesin berat,perencanaan pematokan (staking out) yaitu merealisasikan gambar di peta untuk diukur dilapangan, hitungan volume dan luas, perencanaan tata ruang.
Penggolongan Peta
Secara garis besar, peta dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
v  Berdasarkan Sifat
a)         Peta Topografi
Peta topografi dimaksudkan sebagai gambaran yang merupakan sebagian atau seluruh permukaan bumi yang digambar pada bidang datar dengan cara dan skala tertentu yang mencakup unsur-unsur alam saja, unsur buatan manusia saja atau keduanya. Contoh unsur-unsur alam adalah gunung, sungai, danau, laut,vegetasi dan sebagainya. Sedangkan contoh unsur-unsur buatan manusia adalah rumah, jembatan, gardu listrik, gudang, pelabuhan dan sebagainya.
b)        Peta Tematik
Peta tematik dimaksudkan sebagai peta yang memuat atau menonjolkan tema (unsur) tertentu. Walaupun temanya tertentu, tetapi sering peta tersebut  membutuhkan “tempat” untuk wadah peta ini yaitu peta topografi. Oleh karena ituterkadang dalam peta tematik masih ada beberapa unsur pada peta topografi yang ikut pada lembar peta tersebut. Contoh peta tematik: Peta jaringan (jaringan pipa air minum, Peta jaringan jalan, jaringan telekomunikasi, jaringan listrik, jaringan irigasi dll), Peta ketinggian (kontur, Digital Terrain Model/ Digital Elevation Model), Peta tata guna lahan (land use) seperti sawah, hutan, kebun, ladang. Peta penyebaran penduduk, peta batas administrasi, dll.

v  Berdasarkan Macamnya
a)         Peta Garis

12
 
Peta garis didapat dari survei lapangan yaitu pengukuran di lapangan yang selanjutnya dihitung dan terakhir disajikan dalam bentuk plotting pada kertas, kalkir ataupun pada drafting film. Ada pula peta garis yang didapat dari foto udara yang diproses dengan cara mengplotkan hasil foto tersebut sedemikian rupa sehingga tergambar menjadi peta garis.
b)        Peta Foto
Peta foto didapat dari survei udara yaitu melakukan pemotretan lewat udara pada daerah tertentu dengan aturan fotogrametris tertentu. Sebagai gambaran pada foto dikenal ada 3 (tiga) jenis yaitu foto tegak, foto miring dan foto miring sekali. Foto tegak adalah foto yang pada saat pengambilan objeknya sumbu kamera udara sejajar dengan arah gravitasi (tolerensi < 3o), sedangkan yang disebut dengan foto miring sekali apabila pada foto tersebut horison terlihat. Untuk foto miring, batasannya adalah antara kedua jenis foto tersebut. Secara umum  foto yang digunakan untuk peta adalah foto tegak (Wolf, 1974).
Jenis Peta
Peta bisa dikelompokkan berdasarkan isi, skala, penurunan serta penggunaannya.
v  Peta Berdasarkan Isinya:
a)    Peta Hidrografi
Memuat informasi tentang kedalaman dan keadaan dasar laut serta informasi lainnya yang diperlukan untuk navigasi pelayaran.
b)   Peta Geologi
Memuat informasi tentang keadaan geologis suatu daerah, bahan-bahan pembentuk   tanah dll. Peta geologi umumnya juga menyajikan unsur peta topografi.
c)    Peta Kadaster
Memuat informasi tentang kepemilikan tanah beserta batas dll.
d)   Peta Irigasi
Memuat informasi tentang jaringan irigasi pada suatu wilayah.
e)    Peta Jalan
Memuat informasi tentang jejaring jalan pada suatu wilayah
f)    Peta Kota

13
 
Memuat informasi tentang jaringan transportasi, drainase, sarana kota dll.
g)   Peta Relief
Memuat informasi tentang bentuk permukaan tanah dan kondisinya.
h)   Peta Teknis
Memuat informasi umum tentang tentang keadaan permukaan bumi yang mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk pekerjaan perencanaan teknis skala 1 : 10 000 atau lebih besar.
i)     Peta Topografi
Memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi beserta informasi ketinggiannya menggunkan garis kontur. Peta topografi juga disebut sebagai peta dasar.
j)     Peta Geografi
Memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat berwarna dengan skala lebih kecil dari 1 : 100 000.

v  Peta Berdasarkan Skalanya
a)         Peta skala besar: skala peta 1 : 10 000 atau lebih besar.
b)        Peta skala sedang: skala peta 1 : 10 000 - 1 : 100 000.
c)         Peta skala kecil: skala peta lebih kecil dari 1 : 100 000.
Peta tanpa skala kurang atau bahkan tidak berguna. skala peta menunjukkan ketelitian dan kelengkapan informasi yang tersaji dalam peta.

v  Peta Berdasarkan Penurunan dan Penggunaannya
a)         Peta Dasar
Peta dasar digunakan untuk membuat peta turunan dan perencanaan umum maupun pengembangan suatu wilayah. Peta dasar umumnya menggunakan peta topografi.
b)        Peta Tematik
Peta tematik dibuat atau diturunkan berdasarkan peta dasar dan memuat tema-tema tertentu.
Arti penting peta dalam ilmu ukur tanah dalam bentuk teknik sipil/ rekayasa antara lain:
·           Informasi yang terdapat merupakan miniatur bentang alam dari daerah yang terpetakan
·           Jarak, arah, beda tinggi dan kemiringan dari satu tempat ke tempatlainnya.
·           Arah aliran air permukaan dan daerah tangkapan air hujan.
·           Unsur-unsur atau objek yang tergambar di lapangan
·           Perkiraan luas suatu wilayah
·           Posisi suatu tempat secara relatif
·           Jaringan jalan dan tingkat atau kelasnya.
·           Penggunaan lahan dan lain-lain.

14.  Koordinat
Sistem koordinat digunakan untuk menunnjukkan suatu titik di bumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang yaitu garis yang mengukur sudut antara suatu titik dengandengan garis khatulistiwa.  Titik di utara khatulistiwa dinamakan lintang utara dan di selatan dinamakan lintang selatan. Garis bujur yaitu horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan titik noldi bumi yaitu greenwich. Titik di barat nol derajat dinamakan bujur barat, dan di tiur dinamakan bujur timur. Suatu di bumi dapat dideskripsikan dengan menggabungkan  kedua pengukuran tersebut.

15.  Greenwich Mean Time (GMT)

15
 
Greenwich mean time atau GMT adalah  rata-rata waktu surya seperti yang dilihat dari Royal Greenwich Observatory yang terletak di Greenwich, London Inggris yang melalui konvensi dikenal terletak di 0 derajat garis bujur. Secara teori tengah hari GMT adalah dimana matahari elewati meridian greenwich (dan mencapai titik tertinggi di langit. Karena bumi memiliki kecepatan yang teratur dalam orbit lonjongnya, kejadian ini (tengah hari di greenwich) bisa 16 menit berbeda dari dari waktu matahari nyata (apparent solar time). Perbedaan ini dikenal sebagai persamaan waktu, namun tengah hari di Greenwich ini diambil dari rata-ratanya sepanjang tahun dengan menggunakan waktu matahari.
Dengan berkembangnya Britania Raya sebagai negara maritim, maka para pelaut mencocokkan jam mereka dengan waktu GMT, untuk mengukur seberapa jauhnya lokasi bujur mereka dari meridian Greenwich. Ini tidak mempengaruhi jam di atas kapal mereka sendiri yang mana menggunakan waktu matahari. Fenomena ini digabungkan dengan pelaut-pelaut dari negara lain yang menggunakan metode Nevil Maskelyne untuk mengukur jarak bulan berdasarkan pengamatan di Greenwich, akhirnya menju penggunaan GMT sebagai referensi waktu di seluruh dunia walau tidak mempengaruhi waktu di tempat, hampir semua zona waktu berdasarkanreferensi ini dihitung sebagai beberapa jam atau setengah jam lebih cepat atau lebih lambat dari GMT.

16.  Pemetaan
Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi (terminologi geodesi) dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vektor maupun raster. Pemetaan juga dikenal sebagai kegiatan atau survei untuk membuat suatu peta dengan alat bantu yang dilakukan di suatu area tertentu. Sebuah peta merupakan representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari peta disebut kartografi. Adapun syarat-syarat sebuah peta yaitu:
a)      
Konform, yaitu bentuk dari sebuah peta yang digambar serta harus sebangun dengan keadaan asli atau sebenarnya di wilayah asal atau di lapangan.
b)      Ekuidistan, yaitu jarak di peta dikalikan dengan skala yang telah ditentukan sesuai dengan jarak di lapangan.
c)      Ekuivalen, yaitu daerah atau bidang yang digambar di peta setelah dihitung dengan keadaan yang ada di lapangan
Peta merupakan alat bantu dalam menyampaikan suatu informasi 
keruangan. Berdasarkan fungsi tersebut peta hendaknya dilengkapi dengan berbagai macam komponen/ unsur kelengkapan yang bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam membaca/ menggunakan peta. Beberapa komponen kelengkapan peta yang secara umum yang banyak ditemukan pada peta misalnya:
a)      Judul, mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sebisa mungkin diletakkan di kanan atas.
b)      Legenda, keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami peta.
c)      Orientasi/ tanda arah, pada umumnya arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah ataspeta. Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat sebagai petunjuk arah.
d)     Skala, adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan, dan ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda.
e)      Simbol peta, tanda atau gambar yang mewakili kenampakkan yang ada di permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:
v  Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional.
v  Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak.
v  Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu.
v  

17
 
Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/ dibandingkan dengan harga/ nilai lainnya.
v  Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk presentase.
v  Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti volume semakin kecil.
f)       Warna peta, digunakan untuk membedakan kenampakan  atau objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk keperluan estetika peta, yang terdiri dari 8 warna, yaitu:
v  Warna hijau, yaitu menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian kuran dari 200 m. Biasanya bentuk muka bumi yang terdapat pada ketinggian < 200 m didominasi oleh dataran rendah. Dataran rendah di Jawa terdapat di sepanjang pantai utara dan pantai selatan.
v  Warna hijau muda, menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 200 – 400 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini berupa daerah yang landai dengan disertai bentuk-bentuk muka bumi bergelombang dan bukit. Penyebaran bentuk muka ini hampir menyeluruh di atas daratan rendah.
v  Warna kuning, menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 500 – 1000 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini didominasi oleh daratan tinggi dan perbukitan dan pegunungan rendah. Penyebaran dari bentuk muka bumi ini berada di bagian tepi tengah dari provinsi Jawa Tengah dan paling luas di sebelah tenggara kabupaten Sukoharjo.
v  Warna cokelat muda, menunjukkan  daerah yang memiliki ketinggian antara 1000 – 1500 m di tas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang dominan di daerah ini berupa pegunungan  sedang serta disertai gunung-gunung yang rendah. Penyebaran dari bentuk muka ini berada di bagian tengah dari Jawa Tengah, seperti di sekitar Bumiayu, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Salatiga, dan Tawangmangu.
v  

 
Warna cokelat, menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1500 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi di daerah ini didominasi oleh gunung-gunung yang relatif tinggi.
v  Warna biru keputihan, menunjukkan  warna kenampakan perairan, menunjukkan wilayah perairan dengan kedalaman  < 200 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentuk lereng yang relatif landai. Zona di wilayah ini disebut neritik. 
      Warna ini menunjukkan danau atau rawa.
v  Warna biru muda, menunjukkan wilayah perairan yang mempunyai kedaaman 200 – 2000 m. Bentuk bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentukan lereng yang relatif terjal. Wilayah ini merupakan kelanjutan dari zona neritik, namun wilayah ini tidak tergambar dalam peta umum.
v  Warna biru tua, menunjukkan wilayah perairan laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m. Bentuk muka bumi pada laut dalam dapat berupa dataran, lubuk laut, drempel, dan palung laut. Bentuk muka bumi seperti ini juga tidak tergambar dalam peta umum.

g)      Tipe Huruf (Lettering)
Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Adapun macam-macam penggunaan lettering yaitu:
v  Objek hipsografi, ditulis dengan huruf tegak, contoh: Garut.
v  Objek hidrografi, ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa
v  Garis astronomis, terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk  sevara berlawananarah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukkan letak astronomis.

h)      Inset
Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Berikut ini adalah macam-macam inset:
v  Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali.
v  
Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting.
v  Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama.

i)        Garis tepi peta, merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.
j)        Sumber dan tahun pembuatan, adalah referansi dari mana data
       peta diperoleh.

17.  Azimuth
Azimut adalah sudut arah yang dimulai dari arah utara berputar searah jarum jam.Arah utara yang sebenarnya adalah arah kutub utara bola bumi atau arah meridian, Arah ini dapat ditentukan dengan cara pengamatan astronomi yaitu pengamatan benda-benda langit.
Untuk mementukan arah yang sebenarnya menggunakan peralatan khusus, seperti azimut kompas atau azimut magnetis, yang langsung dapat dibaca pada jarum kompas, teodolit kompas.
Cara-cara menentukan azimut adalah sebagai berikut :
¡   Tentukan angka skala yang berimpit dengan ujung utara jarum magnet. Angka pada garis skala ini mementukan besarnya sudut yang dimulai dari angka nol dan diakhiri pada angka itu.
¡   Tentukan busur yang besarnya dinyatakan dengan angka bacaan, dari skala nol sampai ujung utara jarum magnet.
¡   Cari sudut yang dimulai dari salah satu ujung jarum magnet yang diakhiri pada arah garis bidik yang besarnya sama dengan angka bacaan.

20. Pada garis AB, titik A (sebelah kiri) à aab dan titik B (sebelah kanan) à aba
Dengan memperpanjang garis AB, didapat pula aab Maka di titik B dapat ditentukan hubungan antara aab dan aba
à aab = aba + 180 atau aab - aba = 180
Apabila koordinat titik A ( xA, yA ) dan titik B ( xB, yB) diketahui,  maka   maka sudut jurusan / azimut aAB dan jarak dAB dapat ditentukan, sebagai berikut:




18.  Di Atas Permukaan Laut (DPL)
Di atas permukaan laut (dpl) digunakan untuk menjelaskan ketinggian suatu tempat dari permukaan laut dinyatakan dalam meter.
Istilah ini banyak digunakan baik dalam radio (baik dalam siaran maupun penggunaan lainnya oleh insinyur untuk menentukan daerah lingkup yang dapat dijangkau stasiun. Istilah ini juga digunakan dalam penerbngan, dimana semua ketinggian dicatat dan dilaporkan.
Ketinggian dalam peta dapat dinyatakan dengan warna ataupun garis kontur. Ketinggian danau, gunung, bukit dantitik tofografis lain dapat dinyatakan dengan angka.


19.  Di Atas Muka Laut (DML)
Di atas muka laut (dml) digunakan untuk menjelaskan ketinggian suatu tempat dari muka lauut  yang dinyatakan dalam meter. Biasanya dipakai untuk menyatakan ketinggian suatu gunung, dan sebagainya.

20.  Area Pengukuran
Area pengukuran adalah suatu wilayah atau area pengukuran yang dibatasi oleh titik koordinat peta.

21.  Bench Mark (BM)
Bench Mark (BM) merupakan tanda/ tugu yang mempunyai informasi tentang koordinat dan elevasi yang dipasang oleh instansi tertentu, dan diletakkan di titik tetap yang diketahui ketinggiannya terhadap suatu bidang referensi tertentu. Bentuk dari bench mark ini terbuat dari pilar beton dengan tanda diatas atau disamping sebagai informasi titik ketinggiannya. Misal : BM,BPN, BM ITS, BM Pemkot, dll.

22.  Mecca Mean Time (MMT)

 

22
 
Peresmian jam raksasa Mekkah pada awal Ramadhan 1431 H, pada 11 Agustus 2010, membangkitkan kembali keinginan sebagian ulama Islam, terutama di negara-nagara Arab, untuk menjadikan Mekkah sebagai pusat waktu dunia, beberapa argumentasi diajukan, antara lain Mekkah dianggap sebagai Pusat Dunia, setidaknya jika dilihat dari sebaran dunia. Sebenarnya proyek tersebut bersifat “mercussuar” dengan menjadikan jam terbesar di dunia dengan beberapa keunggulan lainnya, tetapi tidak membuat konsep waktu yang berbeda dari yang saat ini diterima secara internasional. Benar Mekkah sebagai tempat Ka’bah menjadi pusat perhatian ummat Islam karena menjadi kiblat saat shalat dan menjadi pusat ibadah haji. Tetapi, secara fisik geografis tidak ada keistimewaan yang mendukung untuk menjadikannya sebagai meridian utama (prime meridian). Secara geografis jika Mekkah menjadi meridian utama (garis bujur 0), maka garis tanggal internasional pada bujur 180o akan memotong Alaska dan harus dibelokkan ke Selat Bering, itu berdampak kurang bagus, karena Kanada dan Alaska yang satu wilayah daratan terpaksa harus berbeda hari. Sehingga untuk mewujudkan Mecca Mean Time (MMT) jelas tidak mungkin akan mendapatkan persetujuan internasional. Masalah waktu tidak mungkin diatur secara sepihak, perlu konvensi internasional untuk 
memahaminya, dan harus melihat pada sejarah 
kovensi waktu internasional yang merujuk pada waktu rata-rata Greenwich (GMT).

--  لله الحمد --

No comments: