TUGAS II
1. Informasi instrumen untuk pengukuran;
Definisi standar dari pengukuran adalah (ukur tanah) adalah menentukan posisi atau letak titik di atas atau pada permukaan bumi. Definisi yang lebih berkembang adalah pekerjaan untuk menggambarkan keadaan fisik sebagian permukaan bumi menyerupai keadaan fisik sebagian permukaan bumi menyerupai keadaan sebenarnya di lapangan. Produk yang sesuai dengan definisi terakhir adalah peta topografi, sedangkan jenis-jenis pekerjaan yang sederhana antara lain mengukur jarak antara dua titik, mengukur panjang dan lebar atau sisi-sisi sebidang lahan, mengukur lereng dan penggambaran bentuk sebidang lahan.
Instrumen atau alat-alat yang digunakan ada yang tergolong sederhana dan ada yang tergolong modern. Sederhana atau modernya instrumen yang digunakan dapat dilihat dari kemudahan/ kesederhanaan cara menggunakannya dan sederhana komponen alatnya. Instrumen-instrumen ini ada yang tergolong instrumen pekerjaan kantor dan instrumen pekerjaan lapangan. Instrumen kantor umumnya berkaitan dengan alat tulis, gambar, dan hitung, sementara instrumen lapangan berkaitan dengan alat-alat ukur.
Instrumen lapangan yang dapat digolongkan sederhana antara lain:
a) Meteran
Ada tiga jenis meteran atau pita ukur, yaitu:
· Meteraan atau Pita Ukur dari Kain (Metalic Cloth)
Meteran atau pita ukur ini terbuat dari kain linen dan anyaman kawat halus yang terbuat dari tembaga atau kuningan. Meteran ini mempunyai sifat fleksibel, mudah rusak, pemuaiannya besar, dan tingkat ketelitiannya sangat rendah.
· Meteran atau Pita Ukur
dari Baja (Steel Tape)
dari Baja (Steel Tape)
Meteran atau pita ukur ini terbuat dari bahan baja dan mempunyai sifat agak kaku, tahan lama, tahan air, pemuaiannya kecil, dan tingkat ketelitiannya agak teliti atau sedang.
· Meteran atau Pita Ukur Baja Alloy (Steel Alloy)
Meteran atau pita ukur ini terbuat dari bahan campuran antara baja dan nikel. Meteran ini mempunyai sifat tahan lama, tahan air, hampir tidak dipengaruhi suhu, pemuaiannya hanya 1/3 dari meteran baja, dan tingkat ketelitiannya tinggi atau lebih teliti dari jenis pita ukur atau meteran yang lain.
b) Kompas
Kompas merupakan alat pedoman untuk menunjukkan arah. Kompas mempunyai pembagian mata angin sebanyak 32 bbuah dengan garis pembagian 0o sampai 359o. Pada prinsipnya kompas bekerja berdasarkan medan magnet, maka kompas dapat menunjukkan kedudukan dari kutub-kutub magnet bumi.
Fungsi Kompas:
· Untuk mencari arah utara magnetis
· Untuk mengukur besrnya sudut kompas
· Untuk mengukur besarnya sudut peta
·
Untuk menentukan letak orientasi
Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu menunjuk arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari:
· Badan, yaitu tempat komponen-komponen kompas berada.
· Jarum, selalu menujuk arah utara dan selatan, dengan catatan tidak dekat dengan magnet lain/ tidak dipengaruhi medan magnet dan pergerakan jarum tidak terganggu/ peta dalam posisi horizontal.
· Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin. Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada 2 macam, yakni kompas bidik (misal, kompas prisma) dan kompas orienteering (misal, kompas silva, suunto, dll). Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika digunakan dengan benar lebih akurat dari pada kompas silva. Namun untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih handal dan efisien.
Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang kuat/ tahan banting, mengingat kompas merupakan salah ssatu unsur vital dalam navigasi darat.
c) Teropong Pendatar Tangan
· Teropong pendatar tangan biasa, terdiri dari teropong yang didalamnya terdapat benang silang dan nivo sebagai penunjuk keadaan mendatar.
· Abney Level, merupakan sebuah alatyang dipakai untuk mengukur ketinggian yang terdiri dari skala busur derajat. Beberapa kelebihan abney level yaitu mudah untuk digunakan, relatif murah dan akurat. Abney level digunakan untuk mengukur derajat dan elevasi topografi. Alat ini berupa teropong yang dilengkapi dengan busur setengah lingkaran. Biasanya digunakan untuk mengukur lereng/ kemiringan lahan.
· Sunto Level, alat ini seperti abney level, tetapi lingkaran
skalanya ada di dalam alat sehingga alat ini tidak terlihat
seperti bentuk teropongnya tetapi menyerupai kotak pipih seperti korek api. Digunakan untuk mengukur lereng atau kemiringan lahan.
skalanya ada di dalam alat sehingga alat ini tidak terlihat
seperti bentuk teropongnya tetapi menyerupai kotak pipih seperti korek api. Digunakan untuk mengukur lereng atau kemiringan lahan.
d) GPS
Sebelum GPS dikenal, dahulu orang menggunakan beberapa tanda alam di dalam menentukan lokasi dan arah. Pada saat mereka berada di darat, mereka menggunakan beberapa acuan alam seperti pegunungan, pepohonan ataupun jenis bebatuan. Tanda-tanda alam di atas sifatnya tidak kekal apabila terjadi bencana alam diantaranya banjir yang mengakibatkan tanah longsor ataupun gempa bumi yg dapat menghilangkan semuanya itu. Untuk menggantikan tanda-tanda alam tersebut, maka orang menggunakan Kompas sebagai penentu arah. Selain alat ini orang juga menggunakan rasi bintang tertentu sebagai penentu arah. Namun metode pengamatan bintang ini sangat memakan waktu karena orang harus menghitung sudut yang ada diantara bintang-bintang untuk menentukan arah bepergian di lautan yang luas.
Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya sistem
navigasi satelit yang berfungsi dengan baik.
Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS anatara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India. Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS). Kumpulan satelit ini diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar US$750 juta per tahun, termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.
navigasi satelit yang berfungsi dengan baik.
Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS anatara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India. Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS). Kumpulan satelit ini diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar US$750 juta per tahun, termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.
Cara kerja GPS.
Kemudian anda bertanya kepada orang ke-2 dan mendapat
jawaban bahwa anda berada 5 km dari kota C. Dengan jawaban ini anda sudah dapat membayangkan dimana posisi anda, hanya ada kemungkinan 2 titik berbeda yang berpotongan antara lingkaran dengan radius kota A dengan kota B dan lingkaran dengan radius kota A dengan kota C. Untuk lebih memperjelas lagi anda mumerlukan orang ke-3, misalnya anda berada di 1 km dari kota D. Dengan demikian anda mendapatkan perpotongan antara lingkaran dengan radius jarak kota A ke kota B, lingkaran antara kota A dan kota C, dan lingkaran antara kota A dan kota D. Dalam GPS kota A adalah alat penerima GPS, kota B, C, dan D adalah Satelit.
e) Theodolit
Untuk mendalami ilmu ukur tanah dan kartografi maka diperlukan beragam alat yang mendukung proses pengumpulan data-data yang akan digunakan. Salah satu contoh alat itu adalah Theodolith. Theodolith adalah alat untuk mengukur sudut dan arah sudut. Sudut yang diukur dalam Theodolith adalah sudut vertikal, untuk mengetahui beda tinggi dan sudut horizontal, serta untuk mengetahui Azimuth. Azimuth adalah sudut yang diukur searah jarum jam dan hanya diukur dari arah Utara atau Selatan saja sebagai acuan. Theodolith juga dapat digunakan untuk mengukur beda tinggi yaitu dengan menggunakan sudut vertikal. Adapun syarat penggunaan Theodolith dalam mengukur beda tinggi adalah posisi alat harus tegak lurus dengan titik tempat mengukur, dengan cara menyeimbangkan niveau tabung dengan niveau kotak agar gelembung udara dapat di tengah-tengah.
Theodolith adalah salah satu alat yang digunakan untuk metode pemetaan. Theodolith digunakan sebagai sarana guna mengumpulkan data di lapangan, ini merupakan sarana pengumpulan data dengan metode secara Terestris. Theodolith dilengkapi dengan piringan untuk pembacaan sudut balik piringan horizontal maupun vertikal. Theodolit juga dilengkapi dengan sumbu I (vertikal) dan sumbu II (horizontal). Dengan demikian sumbu teropong dapat digerakkan ke segala arah. Sudut tegak (vertikal) ialah sudut yang dibentuk pada bidang tegak oleh garis bidik dengan garis tegak (2) atau oleh garis bidik dan garis mendatar (m). sedangkan sudut mendatar ialah sudut yang dibentuk oleh dua garis bidik dibidang mendatar (Wongsotjitro, 1964).
Dengan Theodolith, data-data berupa jarak, ketinggian, sudut dan Azimuth dapat diketahui dengan jalan pengukuran. Pada acara kali ini pengukuran hanya terbatas pada pembacaan sudut horizontal, sudut vertikal, jarak, dan beda tinggi. Jarak yang dihasilkan diperoleh dengan mengurangi batas atas pengukuran dengan batas bawah pengukuran dikalikan 100. Masing-masing titik memiliki ketinggian yang berbeda sehingga dari pengukuran ketinggian itu kita bisa mendapatkan data berupa jarak tiap titik. Pembacaan sudut horizontal dan vertikal dilakukan dengan membaca sudut yang dihasilkan sewaktu pengukuran, biasanya berupa derajat, menit, dan detik.
2. Peta dasar yang biasa (peta topografi dan peta rupa bumi/ RBI) yang biasa dipakai untuk pedoman pengukuran di suatu daerah;
Pusat Informasi Topografi Kanada memberikan definisi: Penulis lain mendefinisikan peta topografi dengan membandingkan mereka dengan jenis lain dari peta, mereka dibedakan dari skala kecil "peta chorographic" yang mencakup daerah besar, "peta planimetrik" yang tidak menunjukkan elevasi, dan "peta tematik" yang berfokus pada topik tertentu.
Namun, dalam bahasa sehari-hari dan hari ke hari dunia, representasi lega (kontur) yang populer diadakan untuk menentukan genre, seperti yang bahkan skala kecil peta yang menunjukkan lega umumnya (dan keliru, dalam pengertian teknis) disebut "topografi" .
Studi atau disiplin topografi, sementara tertarik lega, sebenarnya bidang yang lebih luas dari studi yang memperhitungkan semua fitur yang dibuat alam dan manusia medan.
Sejarah
Peta topografi didasarkan pada survei topografi. Dilakukan pada skala besar, survei ini disebut topografi dalam arti lama topografi, menunjukkan berbagai ketinggian dan bentang alam. Hal ini berbeda dengan survei kadaster lebih tua, terutama yang menunjukkan batas-batas properti dan pemerintah. Multi-lembar pertama seri peta topografi seluruh negara, yang Carte géométrique de la France, selesai pada 1789. Survei trigonometri Besar India, dimulai oleh East India Company pada tahun 1802, kemudian diambil alih oleh Raj Inggris setelah 1857 adalah terkenal sebagai upaya sukses pada skala yang lebih besar dan untuk secara akurat menentukan ketinggian puncak Himalaya dari sudut pandang lebih dari seratus mil jauh.
3. Informasi Yang Terdapat Pada Peta Topografi dan Peta RBI.
Peta merupakan alat utama dalam ilmu geografi, selain foto udara dan citra satelit, melalui peta seseorang dapat mengamati kenampakan permukaan bumi lebih luas dari batas pandang manusia. Berdasarkan isi data yang disajikan, peta dibagi menjadi dua, yaitu peta dasar (RBI) dan peta tematik.
a) Peta RBI (Rupa Bumi Indonesia)
Peta rupa bumi secara umum merupakan peta yang menggambarkan semua unsur topografi permukaan bumi, baik kenanpakan unsur alamiah atau kenampakan unsur buatan manusia. Kenampakan unsur alamiah yang dimaksud misalnya seperti sungai, bukit, lembah, danau, dan lain-lain. Sedangkan unsur buatan manusia yang dimaksud misalnya jalan, kampung, pemukiman, kantor, pasar, dan lain-lain. Pada umumnya, peta rupa bumi (RBI) dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Peta topografi, peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Digambarkan dengan bentuk garis kontur, yaitu garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang memiliki ketinggian yang sama. Adapun informasi yang terdapat pada peta tofografi dititikberatkan pada unsur-unsur alam asli (sungai, kota/ desa, garis kontur, titik tinggi.)
2. Peta chorograf, yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang, contoh: atlas
3. Peta dunia, yaitu peta umum dengan skala kecil dengan cakupan yang sangat luas.
Peta rupa bumi berfungsi antara lain sebagai peta referensi atau acuan pada peta dasar yang digunaka sebagai peta dasar dalam pembuatan peta tematik atau peta lainnya. Pada hakekatnya peta dasar yang digunakan adalah peta topografi yang resmi dari suatu negara. Umumnya peta dasar dibuat berdasarkan survei lapangan atau cara lain yang biasa disebut fotogrametris.Peta RBI pada umumnya lebih menekankan pada penggambaran dengan posisi yang sesungguhnya baik lokasi, situasi dan elevasinya. Salah satu unsur penting pada suatu peta dasar dalam hal ini peta topografi adalah informasi tentang tinggi suatu temoat terhadap rujukan tertentu. Untuk menyajikan variasi ketinggian suatu tempat pada peta topografi umumnya digunakan garis kontur (contour-line).
Kesimpulan untuk informasi yang terdapat pada peta rupa bumi yaitu disamping informasi yang ada pada peta topografi, juga dicantumkan informasi tentang penutupan lahan (anatara lain, sawah, perkebunan, hutan
No comments:
Post a Comment