FISIKA DASAR II
Sebuah
jembatan layang dapat beresonansi dalam satu kali osilasi (1/2 λ) ketika
menerima getaran gempa pada frekuensi 4 Hz. Untuk mengatasi kendala tersebut,
dipasangilah sebuah penahan di pusat gravitasi jembatan. Apakah pemasangan itu
menjadi efektif jika getaran gempa yang datang berada antara 5-6 Hz?
GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI
Umum
Strukur bangunan yang kokoh tidaklah menjadi jaminan sebuah kekuatan
jika berhadapan dengan getaran yang kuat.
Terpaan angin pada bangunan yang tinggi, dan aliran angin yang datang
melalui vegetasi di sekitar bangunan juga mempengaruhi tahanan bangunan
terhadapnya. Dalam ruangan terkadang pengaruh bunyi dapat membuat rasa tidak
nyaman pengguna, sehingga perlulah pengetahuan getaran, gelombang dan bunyi
dimiliki seorang perancang strukur bangunan dalam merancang struktur bangunan
yang memiliki kenyaman terhadap getaran, angin dan bunyi.
Konsep Dasar Getaran, Gelombang dan Bunyi
Getaran adalah gerak
osilasi suatu sistem partikel ketika mendapatkan gangguan (gaya eksternal)
mekanik. Hal ini dikarenakan sistem partikel memiliki ikatan yang sangat
elastis (seperti pegas), sehingga ketika satu partikel melakukan gerak, maka
partikel disekitarnya juga akan melakukan hal yang serupa.
Gambar 1. Ikatan antar Partikel
Gerak osilasi adalah gerak
periodik disekitar titik setimbangnya, gerakan ini dalam kehidupan sehari-hari
dapat dilihat pada gerakan bandul jam ataupun gerakkan pegas yang ditarik.
Gambar 2. Gerak osilasi bandul
Gerakan oslasi secara
bersamaan suatu sistem partikel dinamakan getaran. Jika getaran ini dteruskan
oleh sistem partikel melalui suatu media, maka rambatan ini dinamakan sebagai
gelombang mekanik. Berdasarkan bentuk dari sumber getaran, maka gelombang dapat
dibagi menjadi dua, yaitu: (1) gelombang bundar dan (2) gelombang datar
(pulsa).
Sedangkan
berdasarkan gerak perambatan gelombang melalui media, maka gelombang dapat
dibagi menjadi: (1) gelombang transversal dan (2) gelombang longitudinal.
Gelombang
tranversal adalah: gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan arah
getarannya, contoh: gempa, cahaya. Sedangkan gelombang longitudinal adalah:
gelombang yang arah rambatannya sejajar dengan arah getaranya, contoh: bunyi,
angin.
Gelombang mekanik memiliki
tiga karakteristik mekanik, yaitu:
(a)
Ketika gelombang merambat dari
satu media ke media lainnya, maka gelombang akan dipantulkan dan diteruskan
(dirambatkan),
(b)
Ketika gelombang bertemu dengan
gelombang mekanik lainnya, maka gelombang akan mengalami interferensi,
(c)
Ketika gelombang menemui suatu penghalang (celah) maka
gelombang akan mengalami difraksi.
Gelombang
mekanik, selain dapat merambat pada media juga dapat merambatkan energi,
semakin jauh jarak tempuh gelombang semakin berkurang energinya, atau energi
rambatan berbentuk energi kinetik akan berubah kembali ke bentuk energi
potensial. Selain jarak yang dapat mengurangi rambatan energi, media yang
sangat rapat juga dapat mengurangi perambatan energi atau yang disebut
peredaman gelombang/getaran mekanik.
Gelombang
mekanik yang merambat dalam energi yang besar, juga dapat menyebabkan sistem
partikel yang berada disekitarnya ikut bergetar atau sering disebut dengan
resonansi makanik. Resonansi mekanik ini yang dapat membuat suatu sistem
partikel mengalami perubahan keelastisitasannya menuju plastik bahkan patah (fracture), misalnya: gedung-gedung yang
terdekat dari sumber gempa akan hancur sedangkan lokasi bangunan yang lebih
jauh namun masih cukup kuat energi gempa mengenainya akan mengalami keretakan.
Jembatan ataupun gedung pencakar langit yang tidak memiliki kesetimbangan yang
cukup akan beresonansi ketika gelombang angin melewatinya sehingga struktur
dapat saja mengalami kerusakan (runtuh).
Rambatan energi gelombang mekanik dari suatu sumber
yang bergetar jika dapat didengar oleh manusia, maka rambatan itu disebut
dengan bunyi. Sehingga, karakteristik gelombang juga menjadi karakteristik
sebuah bunyi.
Penerapan di Keteknikan
Peredaman
getaran gempa
Peredaman
getaran adalah upaya untuk melemahkan penjalaran energi gelombang dari sebuah
getaran dengan menggunakan grounding (penyaluran) getaran. Atau, dalam skala
laboratorium, berubahnya ayunan harmonik dari sebuah bandul dalam selang waktu
yang singkat ataupun lama. Hambatan dapat berupa: (1) hambatan udara dan (2)
gesekan antar partikel di dalam sistem materi yang berosilasi (bergetar).
Dalam
keteknikan bangunan, seringkali ditemui penggunaan pegas peredam (seperti shock
brake pada otomotif) pada konstruksi bangunan tinggi yang bertujuan untuk
melemahkan atau meredam amplitudo dan percepatan gelombang gempa yang melewati
lokasi tersebut.
Resonansi getaran dari gelombang tegak
Resonansi
adalah: peristiwa ikut bergetarnya suatu materi yang berada dalam frekuensi
alamiah dari materi lain yang bergetar dan menjalarkan gelombang tegak. Secara
matematis kondisi resonansi dua jenis materi ditentukan dengan:
Dimana:
f adalah frekuensi alamiah
dari materi yang mengalami resonansi
fO adalah frekuensi alamiah dari materi yang bergetar.
Dalam
keteknikan, kondisi bangunan yang mengalami reosnansi sering disebabkan oleh:
(1) alunan angin yang berisolasi di sekitar jembatan gantung dan gedung tinggi,
(2) getaran gempa bumi yang meresonansi bangunan-bangunan di sepanjang
penjalaran gelombang tegaknya.
Contoh:
Pemasangan penahan tersebut membuat
jembatan dapat menahan osilasi (resonansi) sebesar 2 kali ini berarti dapat
menerima getaran hingga 2.4 Hz = 8 Hz gempa. Dan, fjembatan >
fgempa.
(jembatan kan runtuh jika fjembatan ≈
fgempa selama reosnansi terjadi).
Materi Lainnya, silahkan Anda download di link berikut:
No comments:
Post a Comment