Friday, April 13, 2012

Pendidikan Agama 4 (Materi UTS)

1.Akhlak
a. Pengertian
    - Bahasa
    - Istilah
b. Dasar Hukum
    - Alquran
    - al hadits
c. Faedah mempelajari akhlak
d. Sasaran
    - akhlak rabbani
    - akhlak manusiawi
    - akhlak lingkungan
e. Tujuan pendidikan akhlak
f. Macam-macam akhlak
   - al hasanah
   - assayyiah
g. materi pendidikan akhlak
   - iman
   - islam
   - ihsan
h. Proses pendidikan akhlak
i.  Evaluasi pendidikan akhlak
 
1. Hubungan akhlak dalam kehidupan sehari-hari,
a. menurut quraish shihab: akhlak terkait dengan hablumminannas, hubungan manusia dengan manusia.
b.  pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari-hari:
     - akhlak dia pribadi dengan sang khaliq
     - akhlak tingkah laku seseorang dengan keluarga
     - akhlak individu hubungannya dengan masyarakat

2. Pentingnya akhlak dalam kehidupan sehari-hari dihubungkan dengan qs al imran 112


ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ

artinya:
Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.(QS. 3:112)

Dengan akhlak, seseorang mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, serta dapat berpegang pada aturan tuhan sehingga tidak akan  keluar dari aturannya atau menjadi kufur kepada-Nya dengan melakukan hal hal yang dilarang oleh allah SWT.

3. Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan
Iman adalah keyakinan kita pada 6 rukun iman dimana iman berbicara tentang masalah batin. 
Islam adalah pokok-pokok ibadah yang wajib kita kerjakan serta lebih banyak berbicara tentang masalah lahir. Ada pun Ihsan adalah cara mendekatkan diri kita kepada Allah. dimana mencakup masalah lahir dan bathin Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah Swt .

4. Konsep Baik dan Buruk ditinjau dari:
- Adat Istiadat
  dikatakan baik apabila sesuatu hal (yang dikerjakan) sesuai dengan adat istiadat dan dikatakan 
  buruk jika kontradiktif dengan adat istiadat.
- Konsep Hedonism
  Berdasarkan konsep hedonism, baik dan buruk dilihat dari kebahagiaan yang ditimbulkan, yaitu:
  a) Egoistic Hedonism
      yaitu dikatakan baik jika bisa mendatangkan kebahagiaan untuk diri sendiri
  b) Universalistik Hedonism
      yaitu baik apabila bisa mendatangkan kebahagiaan kepada banyak orang pada umumnya.
- Ajaran Islam
   dikatakan baik jika bersumber pada al-quran dan hadist serta bersumber juga pada niat yang baik.
- Evolution
   segala sesuatu yang ada di alam ini, yaitu berkembang dari apa adanya menuju pada kesempurnaan.
- intuisi
  Dikatakan baik apabila dikatakan menurut perasaan batin tanpa melihat buah dan akibatnya.

5. Tujuan akhlak dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
Tujuan Umum dan Tujuan khusus.

Adapun tujuan Umum dari akhlak adalah menjadikan diri seorang muslim dengan akhlak yang luhur dan adab yang mulia baik itu lahiriyah maupun batiniyah.

Firman Allah SWt :(
قل انما حرم ربي الفواحش ما ظهر منها وما بطن و ا لإثم والبغى بغير الحق وان تشركوا با الله ما لم ينزل به سلطنا وان تقولوا على الله ما لا تعلمون) (Al A'raf : 33)

Adapun Tujuan akhlak secara Khusus adalah :
1. Mensucikan Jiwa insaniyah dari iri, dengki, bohong, khianat, dan lainnya yang termasuk dalam akhlak yang jelek.
2. Supaya membiasakan diri untuk berakhlak mulia seperti jujur, bersikap baik, amanah, pemaaf dan lain nya yang termasuk kedalam akahlak mahmudah.
Firman Allah : ( فد افلح من زكا ها وقد خا ب من دسا ها) ( Assysyamsu : 10)
Sabda Nabi s.a.w : ( أكثر ما يدخل النا س الجنة تقوى الله و حسن الخلق)

FAEDAH MEMPELAJARI AKHLAK
menjadikan seseorang dapat menyelidiki dengan seksama segala perbuatan yang dikemukakan kepadanya tidak hanya tunduk dalam kebiasaan tetapi segala pendapatnya diambil dari pandangan ilmu pengetahuan, teori-teori dan faedahnya bermanfaat untuk orang lain.
 
Arti Akhlak
Dalam kamus besar bahasa indonesia online kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti; kelakuan.[1]. Sebenarnya kata akhlak berasal dari bahasa Arab, dan jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia bisa berarti perangai, tabiat[2] . Sedang arti akhlak secara istilah sebagai berikut; Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.[3]
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perilaku/perbuatan manusia.
Pembagian Akhlak
Secara umum akhlak atau perilaku/perbuatan manusia terbagi menjadi dua; pertama; akhlak yang baik/mulia dan kedua; aklak yang buruk/tercela.
Macam-macam akhlak
  1. Akhlak terhadap diri sendiri
  2. Aklak terhadap keluarga (Orang tua, akhlak terhadap adik/kakak)
  3. Akhlak terhadap teman/sahabat, teman sebaya
  4. Akhlak terhadap guru
  5. Akhlak terhadap orang yang lebih muda dan lebih tua
  6. Akhlak terhadap lingkungan hidup/linkungan sekitar.
Dan inti dari berkakhlak tersebut diatas intinya adalah berakhlak baik kepada Allah SWT. Karena Allah SWT telah menjadikan diri dan lingkungan sekitar dengan lengkap dan sempurna.

1)       Akhlak Hasanah / jamilah / mahmudah /karimah.
Yaitu akhlak yang terpuji, seperti pemaaf, penyantun, dermawan, sabar, rohmah (kasih sayang), lemah lembut dan lainnya.
2)       Akhlak Sayyi'ah / qobihah / madzmumah.
Yaitu akhlak yang tercela, yang merupakan lawan dari akhlak yang terpuji seperti: pendendam, kikir, berkeluh kesah, keras hati, pemarah dan lainnya.
Namun kata-kata akhlak ini kebanyakan dipergunakan untuk menjelaskan akhlak yang terpuji.


Al-Mishbah, Prof. M. Quraisy Shihab membagi kandungan Al-Islam (Al-Quran) menjadi tiga unsur pokok; akidah, syariah, dan akhlak. Bagaimana cara memahami ketiga-tiganya?
Akidah atau kerohanian menyangkut hablumminallâh yaitu hubungan manusia dengan Allah. Sedangkan akhlak terkait dengan hablumminannâs, hubungan manusia dengan manusia.
Adapun fikih atau syari’ah, dalam pengertian sederhana, merupakan perekat antara akidah dan akhlak yang tertuang dalam formulasi hukum, peraturan, dan tata cara lahiriah ibadah dan muamalah. Fikih sekaligus berfungsi sebagai identitas bagi seorang Muslim/Mukmin. Gabungan ketiga unsur pokok inilah yang dimaksud dengan Islam Kaffah.
Akidah atau kerohanian yang dimaksud di sini adalah kemampuan mengenal, mengalami dan meyakini Allah secara haqqul yaqin. Atau dalam pengertian lain dikenal sebagai Ihsan. Ihsan dapat dicapai dengan intensifikasi dzikrullah di jalan sufi yang disebut dengan thareqat sebagai fondasi hablumminallâh.
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.

Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama.

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).

Pentingnya Akhlak Islami
Akhlak ialah salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman dan keimanan seseorang. Akhlak yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang diyakini seseorang. Buruknya akhlak merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang terhadap aqidah dan syariah.
“Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling luhur aqidahnya.”(HR.Tirmidi).
“Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam dan sesungguhnya sebaik-baik manusia keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya.”(HR.Thabrani, Ahmad dan Abu Ya’la).

Akhlak adalah buah dari ibadah.
ٱتۡلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيۡكَ مِنَ ٱلۡكِتَـٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ‌ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ‌ۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَڪۡبَرُ‌ۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ
Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 29:45)”

Keluhuran akhlak merupakan amal terberat hamba di akhirat, “Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi keluhuran akhlaknya” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi).

Akhlak merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat, umat karena itulah akhlak pulalah yang menentukan eksistensi seorang muslim sebagai makhluk Allah SWT.
“Sesungguhnya termasuk insan pilihan di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya” (Muttafaq ‘alaih).

6.      Cara Mencapai Akhlak Mulia
a.       Menjadikan iman sebagai pondasi dan sumber
Iman artinya percaya yaitu percaya bahwa Allah selalu melihat segala perbuatan manusia. Bila melakukan perbuatan baik, balasannya akan menyenangkan. Bila perbuatan jahat maka balasan pedih siap menanti. Hal ini akan melibatkan iman kepada Hari Akhir. Akhlak yang baik akan dibalas dengan syurga dan kenikmatannya.
b.      Pendekatan secara langsung Artinya melaui Al-Qur’an. Sebagai seorang muslim harus menerima Al-Qur’an secara mutlak dan menyeluruh. Jadi, apapun yang tertera di dalamnya wajib diikuti. Misalnya, Al-Qur’an melarang untuk saling berburuk sangka firman Allah dalam QS. 49:12
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٌ۬‌ۖ وَلَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًا‌ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُڪُمۡ أَن يَأۡڪُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتً۬ا فَكَرِهۡتُمُوهُ‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ۬ رَّحِيمٌ۬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”


c.       Pendekatan tidak secara langsung
Yaitu dengan upaya mempelajari pengalaman masa lalu, yakni agar kejadian-kejadian malapetaka yang telah terjadi tak akan terulangi lagi di masa kini dan yang akan datang.

Dari hal di atas, intinya adalah latihan dan kesungguhan. Latihan artinya berusaha mengulang-ulang perbuatan yang akan dijadikan kebiasaan. Kemudian bersungguh-sungguh berkaitan dengan motivasi. Motivasi yang terbaik dan paling potensial adalah karena ingin memenuhi perintah Allah dan takut akan siksa-Nya.
7.      Prinsip Dasar Akhlak Dalam Islam[2]
Islam adalah agama yang sangat mementingkan Akhlak dari pada masalah-masalah lain. karena misi Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan Akhlak. Hal itu dapat kita lihat pada zaman Jahiliyah kondisi Akhlak yang sangat semrawut tidak karuan mereka melakukan hal-hal yang menyimpang seperti minum khomer dan berjudi. Hal-hal tersebut mereka lakukan dengan biasa bahkan menjadi adat yang diturunkan untuk generasi setelah mereka. Karena kebiasaan itu telah turun temurun maka pada awal pertama nabi mengalami kesulitan.
Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force Akhlak Islam adalah terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap orang mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan dalam tata rasa, tata karsa, dan tata karya yang kongkret. Dalam hubungan ini Abu Huroiroh meriwayatkan hadist dari Rasulullah SAW:
Artinya : "Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya.”
Al-Qur'an menggambarkan bahwa setiap orang yang beriman itu niscaya memiliki akhlak yang mulia yang diandaikan seperti pohon iman yang indah hal ini dapat dilihat pada surat Ibrahim ayat 24-27 :
أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلاً۬ كَلِمَةً۬ طَيِّبَةً۬ كَشَجَرَةٍ۬ طَيِّبَةٍ أَصۡلُهَا ثَابِتٌ۬ وَفَرۡعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ (٢٤) تُؤۡتِىٓ أُڪُلَهَا كُلَّ حِينِۭ بِإِذۡنِ رَبِّهَا‌ۗ وَيَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَذَڪَّرُونَ (٢٥) وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ۬ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ ٱجۡتُثَّتۡ مِن فَوۡقِ ٱلۡأَرۡضِ مَا لَهَا مِن قَرَارٍ۬ (٢٦) يُثَبِّتُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱلۡقَوۡلِ ٱلثَّابِتِ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِى ٱلۡأَخِرَةِ‌ۖ وَيُضِلُّ ٱللَّهُ ٱلظَّـٰلِمِينَ‌ۚ وَيَفۡعَلُ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ (٢٧) [3]
Artinya : "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki".
Dari ayat diatas dapat kita ambil contoh bahwa ciri khas orang yang beriman adalah indah perangainya dan santun tutur katanya, tegar dan teguh pendirian (tidak terombang ambing), mengayomi atau melindungi sesama, mengerjakan buah amal yang dapat dinikmati oleh lingkungan.

8.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Akhlak antara lain adalah:
a.       Insting (Naluri)
Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab gharizah). Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:
·         Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain.
·         Naluri Berjodoh (seksul instinct). Dalam Al-Quran diterangkan:
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak".
·         Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.
·         Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan.
·         Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya.
Naluri manusia itu merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajrari terlebih dahulu.
b.      Adat/Kebiasaan
Adat/Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan.

c.       Wirotsah (keturunan) adapun warisan adalah:
Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya.

No comments: