Wednesday, July 8, 2015

Pembuatan Benda Uji Beton



Pembuatan Benda Uji Beton

A. Persiapan Bahan
Agregat sebagai bahan campuran adkan beton harus memiliki persyaratan diantaranya:
1. Butir-butirnya tajam, kuat, dan bersudut.
2. Tidak mengandung tanah atau kotoran lain yang lewat ayakan 0,075mm, kandungan lumpur pada pasir  
    maksimum 5 % untuk beton sama dengan 10 MPa, dan 2,5 % untuk beton mutu tinggi. Agregat kasar 
    maksimum 1 %
3. Harus tidak mengandung garam yang menghisap air dari udara
4. Harus benar benar tidak mengandung zat organik.
5. Harus mempunyai variasi besar butir yang baik sehingga rongganya sedikit (untuk pasir MKBnya 2,50 – 
    3,80)

Sedangkan persyaratan untuk air yang baik digunakan dalam campuran adukan beton yaitu air yang dapat diminum, yang berarti tidak mengandung lumpur, minyak, dan bahan-bahan kimia yang dapat merusak kekuatan beton.
Setelah semua bahan telah lolos dalam pengujian dan memenuhi standar yang telah ditetapkan, bahan-bahan pembuatan beton kemudian ditimbang sesuai dengan rancangan beton (mix design).

B. Pencampuran / Pengadukan
Proses pencampuran antara bahan-bahan dasar beton, yaitu semen, air, pasir, dan krikil dalam perbandingan yang baik. Pengadukan dikatakan baik apabila :
1. Pengadukan dilakukan sampai warna adukan tampak rata
2. Kelecakan yang cukup
3. Campurannya tampak homogen

Ada dua cara pengadukan yang dapat dilakukan, yaitu dengan menggunakan tangan atau manual dan pengadukan dengan mesin. Dalam pembuatan benda uji beton silinder, kami menggunakan pengadukan menggunakan mesin, dikarenakan benda uji yang akan kami buat sebanyak 5 benda uji. Pengadukan dengan mesin dapat menghasilkan beton yang lebih homogen.
Formula pencampuran pasir : kerikil : PC : air yaitu 2: 3 : 1
Prosedur pencampurannya adalah :
1. Bersihkan alat pengaduk dan pengangkut beton
2. Setelah mesin pengaduk sudah bersih dari kotoran, dan siap digunakan masukkan air sebanyak 1/3 ke 
    dalam mesin pengaduk
3. Masukkan kerikil sebanyak 1/3 dari jumlah penakaran
4. Masukkan pasir sebanyak 1/3 dari jumlah penakaran
5. Kemudian masukkan semen sebanyak 1/3 dari jumlah penakaran
6. Ulangi kembali langkah ke 2 s/d 4 hingga bahan yang telah disediakan telah tidak tersisa
7. Setelah semua bahan masuk ke dalam mesin pengaduk, amati adukan tersebut apakah sudah homogen 
    atau belum.
8. Letakkan tempat hasil adukan beton di bawah mesin pengaduk sejajar dengan mulut mesin pengaduk
9. Setelah yakin adukan beton sudah homogen, matikan mesin pengaduk
10. Tuang hasil adukan beton ke dalam wadah yang telah disediakan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penuangan adukan beton yaitu:
1. Adukan harus dituang secara terus menerus, agar diperoleh beton yang seragam dan tidak ada garis batas
2. Permukaan cetakan yang berhadapan dengan adukan beton harus diolesi minyak, agar tidak terjadi beton 
    lengket dengan cetakannya
3. Selama penuangan dan pemadatan hatus dijaga posisi cetakan dan susunan tulangan tidak berubah
4. Adukan beton jangan dijatuhkan dengan tinggi jatuh lebih dari satu meter, agar tidak terjadi pemisahan 
    bahan-bahan pencampurannya
5. Harus dijaga agar beton yang masih segar tidak diinjak

C. Pengujian Slump
Uji slump merupakan suatu cara untuk mengukur kelecakan adukan beeton, yaitu kecairan/kepadatan adukan yang berguna dalam pengerjaan beton. Adapun prosesuji slump yaitu:
1. Siapkan alat pengujian slump berupa corong baja, tongkat baja, dan juga landasan dari plat baja
2. Letakkan corong diatas papan dengan posisi corong berdiameter 20 cm dibawah dan 10 cm diatas
3. Masukkan adukan beton ke dalam corong sampai ketinggian 1/3 tinggi corong, lalu padatkan dengan 
    penggunaan tongkat baja dengan cara ditusuk-tusukkan merata sebanyak 25 kali
4. Isi kembali dengan adukkan beton segar sebanyak 2/3 ketinggian corong dan lakukan penusukkan kedua 
    sebanyak 25 kali dan tidak boleh mencapai lapisan pertama
5. Isi kembaali dengan adukan beton sampai mencapai permukaan corong dan ulangi penusukn hanya pada 
    lapis ke tiga sebanyak 25 kali, dan ratakan pada permukaan adukan beton dengan tongkat baja
6. Diamkan selama 60 detik dan angkat corong slump secara vertical, pelan-pelan
7. Letakkan corong slump disamping adukan beton, dengan posisi terbalik dan letakkan tongkat baja 
    mendatar diatas corong hingga sebagian tongkat berada di atas aduk beton
8. Ukur jarak antara bagian bawah tongkat baja dengan adukn beton yang tertinggi, jarak itulah yang disebut 
    tinggi slump


D. Percetakan Silinder Beton
1. Cetakan dibersihkan dan dilumasi dengan oli.
2. Masukkan adukan beton ke dalam cetakan silinder sampai ketinggian 1/3 tinggi corong, lalu padatkan \
    dengan menggunakan tongkat baja dengan cara ditusuk-tusukkan merata sebanyak 25 kali
3. Isi kembali dengan adukkan beton segar sebanyak 2/3 ketinggian cetakan dan lakukan penusukkan kedua 
    sebanyak 25 kali dan tidak boleh mencapai lapisan pertama
4. Isi kembali dengan adukan beton sampai mencapai permukaan cetakan dan ulangi penusukan hanya pada 
    lapis ke tiga sebanyak 25 kali.
5. Pukul permukaan cetakan beton silinder menggunakan palu kayu agar tidak ada gelembung udara yang 
    naik kepermukaan
6. Setelah itu ratakan permukaan beton menggunakan pisau perata atau catok
7. Diamkan beton selama 24 jam

E. Perawatan Beton
Reaksi kimiawi antara semen dan air membutuhkan waktu. Fungsi semen sebagai perekat mulai berkembang pada saat umur beton masih muda, makanya untuk pekerjaan beton baik konvensional maupun precast perlu dilakukan perawatan beton. Tujuan perawatan beton yaitu :
1. Mencegah kehilangan moisture pada beton (tidak kurang dari 80%)
2. Mempertahankan suhu yang baik selama durasi waktu tertentu (diatas suhu beku dan dibawah 50 derajat 
    Celcius)

Tips untuk perawatan beton :
1. Gunakan air secukupnya
2. Jangan dibiarkan kering
3. Beton kering = semua reaksi berhenti
4. Beton tidak dapat direvitalisasi setelah kering
5. Pertahankan suhu yang sedang (20-30 derajat Celcius)
6. Beton yang mengandung abu terbang membutuhkan waktu perawatan lebih lama

Pengaruh temperatur terhadap beton :
1. Semakin tinggi suhu, semakin cepat terjadinya reaksi hidrasi
2. Suhu ideal adalah suhu ruang
3. Bila beton membeku selama 24 jam pertama, maka beton tersebut tidak akan pernah mencapai kembali 
    sifat awalnya
4. Suhu perawatan diatas 50 derajat C dapat merusak beton karena semen mengeras terlalu cepat
5. Perawatan yang dipercepat dapat menghasilkan beton yang lebih kuat namun memiliki durabilitas yang 
    rendah

Ada beberapa cara perawatan beton, diantaranya :
1. Steam curing
2. Penyemprotan
3. Perendaman
4. Lembaran Plastik
5. Penutup Basah
6. Curing Compound

Cara perawatan beton yang banyak dipilih yaitu dengan cara perendaman, dikarenakan ideal untuk mencegah hilangnya moisture dan mampu mempertahankan suhu yang seragam.

source:
http://gubukchapunk.blogspot.com/2013/03/pembuatan-silinder-beton.html

No comments: