Wednesday, November 27, 2013

Jembatan

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN
DATA JEMBATAN SRANDAKAN II
Tipe Jembatan : Beton Prategang
Kelas Jembatan : I (Bina Marga)
Jumlah bentang : 3 bentang
Panjang tiap bentang : 40.8 m
Lebar jembatan : 19 m
Fondasi Jembatan : borepile
Down-load contoh perhitungan berikut ini :
01. PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN
02. PERHITUNGAN PRESTRESSED CONCRETE "I" GIRDER
03. ANALISIS BEBAN ABUTMENT
04. PERHITUNGAN FONDASI ABUTMENT
05. ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR ABUTMENT
06. ANALISIS BEBAN PIER
07. PERHITUNGAN FONDASI PIER
08. ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR PIER

DATA JEMBATAN TEBING RUMBIH KALSEL
Tipe Jembatan : Beton Prategang
Kelas Jembatan : I (Bina Marga)
Jumlah bentang : 1 bentang
Panjang bentang : 50.8 m
Lebar jembatan : 9 m
Fondasi Jembatan : tiang pancang baja
Down-load contoh perhitungan berikut ini :
09. PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN TB-RUMBIH
10. PERHITUNGAN PCI-GIRDER JEMBATAN TB-RUMBIH
11. ANALISIS BEBAN ABUTMENT JEMBATAN TB-RUMBIH
12. PERHITUNGAN FONDASI ABUTMENT JEMBATAN TB-RUMBIH
13. ANALISIS KEKUATAN ABUTMENT JEMBATAN TB-RUMBIH

Berikut ini diberikan contoh Perhitungan Struktur Box-Girder Prategang
bentang 50 m untuk Gejayan dan Jombor Fly Over, Yogyakarta
Down-load contoh perhitungan berikut ini :
14. PERHITUNGAN PRESTRESSED CONCRETE BOX GIRDER

Contoh perhitungan Voided Slab untuk bagian jembatan yang
melengkung dapat di-down load perhitungan berikut ini :
15. PERHITUNGAN VOIDED SLAB

Berikut ini contoh perhitungan T-Girder untuk Jembatan Brantan, Wates,
Kulon Progo, D.I. Yogyakarta. Down-load perhitungan berikut ini :
16. PERHITUNGAN CONCRETE T-GIRDER

Berikut ini contoh perhitungan I-Girder untuk Jembatan Ngawen,
Gunung Kidul, D.I. Yogyakarta. Down-load perhitungan berikut ini :
17. PERHITUNGAN CONCRETE I-GIRDER
Berikut ini contoh perhitungan Compossite Girder untuk Jembatan
Bonjok, Kebumen, Jawa Tengah. Down-load perhitungan berikut :
18. PERHITUNGAN COMPOSSITE GIRDER

Berikut ini contoh perhitungan Under Pass di bawah jembatan layang
Jombor Fly Over, Yogyakarta. Down-load perhitungan berikut :
19. PERHITUNGAN UNDERPASS

Berikut ini contoh perhitungan Box-Culvert untuk Jembatan Kalibayem,
Sleman, D.I. Yogyakarta. Down-load contoh perhitungan berikut ini :
20. PERHITUNGAN BOX-CULVERT

DATA JEMBATAN WANAGAMA
Tipe Jembatan : Plat Lengkung
Kelas Jembatan : II (Bina Marga)
Bentang Jembatan : 35 m
Lebar Jembatan : 5 m
Fondasi Jembatan : fondasi langsung (foot plat)
Down-load contoh perhitungan berikut ini :
21. ANALISIS BEBAN JEMBATAN WANAGAMA
22. PERHITUNGAN WING-WALL JEMBATAN WANAGAMA
23. PERHITUNGAN FONDASI JEMBATAN WANAGAMA
24. ANALISIS KEKUATAN PLAT JEMBATAN WANAGAMA
JEMBATAN RANGKA BETON LENGKUNG
Berikut ini contoh Input Beban Jembatan Sarjito II Yogyakarta
yang dianalisis dengan Program SAP2000 v-11
25. ANALISIS BEBAN JEMBATAN SARJITO II

PERHITUNGAN PIER TIPE KOLOM TUNGGAL
Pier jembatan tipe kolom tunggal banyak digunakan pada fly over.
Berikut ini contoh perhitungan Pier untuk Gejayan Fly Over, Yogyakarta.
Down-load contoh perhitungan berikut ini :
26. ANALISIS BEBAN PIER GEJAYAN FLY OVER
27. PERHITUNGAN FONDASI PIER GEJAYAN FLY OVER
28. ANALISIS KEKUATAN PIER GEJAYAN FLY OVER

PERHITUNGAN PIER TIPE PORTAL
Pier jembatan tipe portal sering digunakan pada jembatan yang melintasi
sungai yang dalam. Berikut ini diberikan contoh perhitungan Pier untuk.
Jembatan Boro, Kebumen, Jawa Tengah.
Down-load contoh perhitungan berikut ini :
29. ANALISIS BEBAN PIER JEMBATAN BORO
30. PERHITUNGAN FONDASI PIER JEMBATAN BORO
31. ANALISIS STRUKTUR PIER JEMBATAN BORO
32. ANALISIS KEKUATAN PIER JEMBATAN BORO
 
PERHITUNGAN STRUKTUR 
KENTUNGAN FLY OVER YOGYAKARTA

Berikut ini Contoh Perhitungan Struktur Jembatan Layang (Fly Over) Kentungan,
Yogyakarta dengan data teknik sebagai berikut :
1. Struktur atas berupa prestressed concrete box-girder tipe continuous
    girder dua bentang dengan panjang tiap bentang 50 m.
2. Pier tipe dinding beton bertulang dengan bentuk "Y".
3. Jenis fondasi bore pile diameter 120 cm dengan kedalaman 20 m.
33. PERHITUNGAN SLAB LANTAI
34. PERHITUNGAN PRESTRESSED CONCRETE BOX GIRDER
35. ANALISIS BEBAN ABUTMENT
36. FONDASI ABUTMENT
37. STRUKTUR ABUTMENT
38. ANALISIS BEBAN PIER
39. FONDASI PIER
40. STRUKTUR PIER
 
PERHITUNGAN JEMBATAN PLAT (SLAB BRIDGE)
Struktur jembatan plat (slab bridge) terdiri atas plat lantai kendaraan dan fondasi tiang yang sekaligus berfungsi sebagai tiang penyangga (pier) seperti pada jembatan jetty.
Down-load contoh perhitungan slab bridge berikut ini :
41. PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN
42. PERHITUNGAN PILECAP

MANAJEMEN DAN STRATEGI PENCAPAIAN MUTU JEMBATAN

A. LATAR BELAKANG

Peningkatan sarana transportasi sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan menunjang pembangunan nasional di masa yang akan datang. Sesuai dengan perkembangan daerah yang bersangkutan, jembatan merupakan salah satu sarana prasarana transportasi yang sangat menentukan dalam upaya menunjang kelancaran lalu lintas dan meningkatkan aktifitas perekonomian di daerah yang mulai berkembang. Oleh pembangunan jembatan baik kualitas maupun kuantitasnya mempunyai arti penting untuk guna menunjang tercapainya program merupakan hal yang sangat penting jembatan.

Jembatan yang merupakan bagian dari sistem jaringan transportasi darat mempunyai peranan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menunjang pembangunan nasional di masa yang akan datang. Oleh sebab itu perencanaan, pembangunan dan rehablillasi serta fabrikasi konstruksi jembatan perlu diupayakan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga pembangunan jembatan dapat mencapai sasaran mutu jembatan yang direncanakan. Manajemen dan strategi pencapaian mutu jembatan harus dilakukan untuk menghindari terjadinya rekonstruksi yang harus dilakukan apabila ada bagian yang tidak memenuhi stándar mutu yang diharapkan.

Para pemerhati Jembatan Indonesia yang terdiri dari Kalangan Pemerintahan, Akademisi, Konsultan Perencana dan Pengawas, Kontraktor atau Pelaksana Fabrikasi dan Supplier turut terlibat dan bertanggung jawab atas pembangunan jembatan yang efektif, efisien dan berdaya guna sesuai dengan tuntutan zaman dan perkembangan teknologi.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud kegiatan manajemen dan strategi pencapaian mutu jembatan adalah untuk dapat memberikan arahan dan pedoman terhadap pembangunan prasarana transportasi yang berupa jembatan yang memenuhi stándar mutu dan berdaya guna sehingga dapat menunjang strategi Pembangunan Wilayah di Pemerintah Daerah Kabupaten maupun Propinsi.
Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk mendapatkan cara penanganan yang efisien dan efektif dalam pencapaian mutu jembatan yang memenuhi stándar.

C. PENGERTIAN JEMBATAN

Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transportasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang .  Jalan ini yang melintang yang tidak sebidang dan lain-lain.
Sejarah jembatan sudah cukup tua bersamaan dengan terjadinya hubungan komunikasi dan transportasi antara sesama manusia dan antara manusia dengan alam lingkungannya. Macam dan bentuk serta bahan yang digunakan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sekali sampai pada konstruksi yang mutakhir.
Mengingat fungsi dari jembatan yaitu sebagai penghubung dua ruas jalan yang dilalui rintangan, maka jembatan dapat dikatakan merupakan bagian dari suatu jalan, baik jalan raya atau jalan kereta api.
Berikut beberapa jenis jembatan :
Jembatan diatas sungai
Jembatan diatas saluran irigasi/ drainase
Jembatan diatas lembah
Jembatan diatas jalan yang ada (fly over)
Bagian-bagian Konstruksi Jembatan terdiri dari :
Konstruksi Bangunan Atas (Superstructures)
Sesuai dengan istilahnya, bangunan atas berada pada bagian atas suatu jembatan, berfungsi menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh suatu lintasan orang, kendaraan, dll, kemudian menyalurkan pada bangunan bawah.
Konstruksi bagian atas jembatan meliputi :
Trotoir  
Sandaran dan tiang sandaran
Peninggian trotoir (kerb)
Konstruksi trotoir
Lantai kendaraan dan perkerasan
Balok gelagar
Balok diafragma / ikatan melintang
Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan rem,ikatan tumbukan)
Perletakan (tumpuan)
Konstruksi Bangunan Bawah (Substructures)
Bangunan bawah pada umumnya terletak disebelah bawah bangunan atas. Fungsinya untuk menerima beban-beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkan ke pondasi, beban tersebut selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah.
Konstruksi bagian bawah jembatan meliuputi :
Pangkal jembatan (abutment) dan pondasi
Pilar jembatan (pier) dan pondasi

D. KRITERIA PERENCANAAN JEMBATAN

Dalam perencanaan teknis jembatan perlu dilakukan identifikasi yang menyangkut beberapa hal antara lain :
Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung maupun lokasi jembatan berkaitan dengan ketersediaan lahan yang ada.
Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume lalu lintas.
Struktur tanah, geologi dan topografi serta kondisi sungai dan perilakunya.

1.     Pemilihan Lokasi Jembatan

Dasar utama penempatan jembatan sedapat mungkin tegak lurus terhadap sumbu rintangan yang dilalui, sependek, sepraktis dan sebaik mungkin untuk dibangun di atas jalur rintangan.
Beberapa ketentuan dalam pemilihan lokasi jembatan dengan memperhatikan kondisi setempat dan ketersediaan lahan adalah sebagai berikut :
Lokasi jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak menghasilkan kebutuhan lahan yang besar sekali.
Lahan yang dibutuhkan harus sesedikit mungkin mengenai rumah penduduk sekitarnya, dan diusahakan mengikuti as jalan existing.

2.     Bahan Konstruksi Jembatan

Ditinjau dari klasifikasi bangunan penyeberangan secara umum, bahan konstruksi jembatan dapat dikelompokkan seperti yang tercantum pada tabel 1.
   Tabel 1. Bahan Konstruksi Jembatan
Bagian
Bahan
Jenis
Struktur atas
Beton bertulang
Slab

Girder

Beton prategang
Girder

Baja
Truss

Komposit
Girder

Suspension
Struktur bawah
Beton bertulang
Abutment

Pier
Fondasi
Beton bertulang
Footplat

Sumuran

Tiang pancang

Bore-pile

3.     Pemilihan Konstruksi Atas Jembatan

Pemilihan konstruksi atas jembatan ditetapkan dengan mempertimbangkan konstruksi yang kuat, aman, dan ekonomis. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis konstruksi atas antara lain :
Mudah pelaksanaannya
Biaya pelaksanaan murah
Pengadaan bahan relatif mudah
Biaya perawatan relatif rendah
Cukup kuat dengan biaya relatif murah
Bentang sungai

4.     Pemilihan Konstruksi Bawah Jembatan

Pemilihan konstruksi bawah jembatan harus memperhatikan kondisi tanah setempat dan pola aliran sungai. Konstruksi ditetapkan berdasarkan pertimbangan kekuatan, biaya, serta kemudahan dalam pelaksanaan. Tahapan yang harus dilakukan dalam perencanaan fondasi jembatan antara lain :
Pemeriksaan rencana tahanan lateral ultimit geser maupun tahanan tekanan pasif pada fondasi.
Stabilitas terhadap geser dan guling.
Kapasitas daya dukung ultimit.
Penurunan (settlement) pada fondasi

No comments: