Friday, April 13, 2012

DASAR-DASAR REKAYASA TRANSPORTASI (Pertemuan 1 & 2)

Rangkuman:
PERTEMUAN 1
Alasan kenapa transportasi harus direncanakan :
1. Peningkatan Aktivitas Manusia
dimulai dari perubahan dan perkembangan tata guna lahan, transportasi menjadi berhubungan langsung dengan penyebaran dan tata guna lahan
2. Terbatasnya Jaringan Jalan
pertambahan jaringan jalan dalam aspek kualitas dan kuantitas tidak akan dapat mengikuti pertumbuhan aktivitas manusia.
3. Kebutuhan Perjalanan yg Efektif, Efisien, Aman dan Nyaman
perjalanan orang/barang harus memiliki standar kualitas dan kuantitas untuk mencapai kondisi yang ketersediaan , aman, lancar, nyaman dan ekonomis
4. Aspek Sumber Daya Energi dan Lingkungan
Menipisnya persdiaan sumber BBM, meningkatnya harga minyak dunia dan memburuknya kualitas lingkungan telah menjadi problem global.

Tujuan Perencanaan Transportasi
1. Mencegah masalah transportasi di masa depan (kemacetan, tundaan, kecelakaan)
2. Problem Solving untuk masalah transportasi
3. Melayani kebutuhan transportasi
4. Mempersiapkan kebijakan transportasi masa depan
5. Mengoptimalkan sumber daya untuk pencapaian tujuan transportasi

Definisi Perencanaan transportasi
Perencanaan transportasi merupakan bekal ilmu pengetahuan untuk menentukan strategi dan memilih instrumen terefektif untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang tentang kinerja sistem transportasi yang menjadi objek perencanaan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada

Perencanaan Transportasi sebagai suatu proses
Merupakan kegiatan untuk memilih dan memutuskan alternatif pilihan pengadaan fasilitas transportasi untuk mencapi tujuan optimal yang ditetapkan sebelumnya dengan sumber daya optimal

Perencanaan transportasi merupakan instrumen penting yang berada dalam lingkup tingkat perumusan kebijakan dan rencana strategis atau bahkan dapat berada dalam tingkat operasi atau perancangan elemen-ememen tertentu

Signifikasi perencanaan transportasi
1. Adanya kesenjangan antara "harapan" dengan "kondisi sekarang" dalam kinerja suatu sistem transportasi  yang menjadi masalah transportasi.
2. Perlunya alternatif kebijakan solusi untuk pencapaian "harapan"
3. Peran model (model fisik,model matematis dan model grafis) sebagai alat bantu pendekat untuk menjawab kesenjangan dalam sistem transportasi

Klasifikasi Perencanaan Transportasi
1. Perencanaan Jangka Pendek : perencanaan operasional, penyebrangan, lokasi parkir, dll)
2. Perencanaan Menengah : perencanaan taktis (manajemen lalu lintas, organisasi angkutan umum)
3. Perencanaan Jangka Panjang : Perencanaan Startegis (struktur dan kapasitas jaringan jalan, keterkaitan transportasi dan tata guna lahan, dll)

Definisi Model

Model adalah representasi ringkas dari kondisi riil dan berwujud suatu bentuk rancangan yang dapat menjelaskan atau mewakili kondisi riil tersebut untuk suatu tujuan tertentu (Black, 1981)
Model adalah suatu kerangka utama atau formulasi informasi atau data tentang kondisi nyata yang dikumpulkan untuk mempelajari atau menganalisis sistem nyata teresebut (Gordon, 1978)

Peranan Model Dalam Perencanaan Transportasi
þ  Model sebagai alat bantu (media) untuk memahami cara kerja sistem (Tamin, 1997)
þ  Untuk memudahkan dan memungkinkan dilakukannya perkiraan terhadap hasil-hasil atau akibat-akibat dari langkah-langkah/alternatif yang diambil dalam proses perencanaan dan pemecahan masalah pada masa yang akan datang.
þ  Untuk memudahkan menggambarkan dan menganalisis realita

Konsep Pemodelan
n  Model Fisik : model miniatur bersekala atau prototipe suatu kondisi tertentu.
n  Model Foto : model berbentuk gambar.
n  Model Diagram : model deskripsi diagram.
n  Model Matematika : model hubungan fungsional kuantitatif. 
n  Model Deskriptif atau Normatif : model yang menerangkan perilaku sistem.
n  Model Tingkat Abstraksi : model hirarki suatu proses.
n  Model Kualitatif : model tidak terukur dalam angka (numeris).
n  dan model-model lainnya…

Interaksi Tata Guna Lahan
n  Penggabungan distribusi geografis tata guna lahan dan kapasitas-jaringan transportasi untuk mendapatkan pola dan sistem pergerakan.
n  Tingkat pelayanan transportasi (kelancaran sistem pergerakan) mempunyai feed back terhadap pemilihan lokasi dan pengembangan tata guna lahan.

Interaksi Spasial Tata Guna Lahan
n  Pendekatan hubungan tata guna lahan dan sistem transportasi didekati secara kuantitatif dengan pemodelan sistem.
n  Tujuan model adalah memperkirakan besarnya pergerakan menggunakan moda tertentu pada segmen jaringan transportasi.
n  Model transportasi didasarkan konsep pelaku perjalanan dalam melakukan rangkaian keputusan dalam melakukan perjalanan, memilih tujuan, memilih jenis moda dan memilih rute.
n  Model yang digunakan sebagai model kebutuhan transportasi bertahap (sequential transport demand model)

Gambaran Keterikatan
  1. Distribusi tata guna lahan menentukan lokasi kegiatan.
  2. Distribusi kegiatan dalam ruang memerlukan interaksi spasial dalam sistem transportasi.
  3. Distribusi prasarana dari sistem transportasi menciptakan tingkat keterhubungan spasial dari suatu lokasi (tingkat aksebilitas).
  4. Distribusi aksebilitas dalam ruang menentukan pemilihan lokasi yang menghasilkan perubahan sistem tata guna lahan.

PERTEMUAN 2
Model suatu sistem wilayah (perkotaan) adalah model spasial, sehingga diperlukan cara untuk menjelaskan karakteristik spasial secara numerik.
Suatu wilayah sebagai daerah studi perlu dibagi dalam beberapa zona dan dinyatakan secara numerik untuk setiap zona (misal.: ukuran tata guna lahan)

Jaringan transportasi didefinisikan sebagai urutan ruas jalan dan noda. 
Ruas : Potongan Jalan, Jalan Kereta Api, dll.
Noda : Persimpangan Jalan, Stasiun, dll.
Setiap ruas, noda diberikan nomor untuk mengidentifikasi data yang berkait dengan ruas, noda dan zona.

Pengertian
Daerah studi ditetapkan sebagai suatu ruang/spasial (obyek) yang dilakukan perencanaan dan pemodelan untuk memprediksi kebutuhan transportasi yang ada di dalam/dari/menuju ke daerah tersebut. Daerah studi dapat berupa daerah perkotaan atau pengembangan kota di masa yang akan datang.
Cordon
Daerah studi dibatasi oleh suatu garis batas yang disebut sebagai cordon.  Cordon ditentukan untuk tidak memotong jalan yang sama lebih dari dua kali.  Cordon dapat ditentukan sebagai batas alami, seperti sungai, jalan kereta api,dll.
  Daerah studi biasanya dipecahkan menjadi beberapa zona. Zona adalah satuan wilayah yang merupakan pendekatan terhadap agregasi bangkitan/tarikan individu. 
  Zona dianggap sebagai satuan pergerakan terkecil sehingga seluruh sifat pergerakan merupakan rata-rata atau mewakili dari seluruh bagian zona.  Variabilitas sifat pergerakan sering menjadi kendala yang tidak dapat diantisipasi dalam zona.

  Ukuran zona tergantung dari tujuan pekerjaan yang dapat berupa banyak zona-zona kecil atau sedikit zona-zona luas.
  Zona kecil memiliki akurasi yang lebih baik namun memerlukan data yang lebih banyak dan waktu pemprosesan komputer yang lama.
  Zona luas memiliki intra-zonal trip yang cukup besar yang sulit untuk dibebankan kepada jaringan jalan.

SIFAT PERGERAKAN DALAM ZONA
  1. Pergerakan dalam zona (intra zonal trip) yaitu pergerakan dari dan ke zona yang sama umumnya diabaikan (dianggap = nol).
  2. Pergerakan antar zona internal (internal zonal trip) yaitu pergerakan dari dan ke zona yang termasuk zona internal.
  3. Pergerakan antar zona internal dan eksternal, yaitu pergerakan ke luar/masuk wilayah studi.
  4. Pergerakan antar zona eksternal yaitu pergerakan antar zona yang melewati wilayah studi yang dikenal sebagai through traffic.
          Noda adalah tempat dimana ruas-ruas jalan berpotongan atau tempat dimana orang atau barang memasuki jaringan (bus stop, stasiun, terminal, dll.).
          Pusat Zona adalah noda khusus dan merupakan noda yang menunjukkan asal dan tujuan perjalanan
          Untuk menghubungkan ruas dengan pusat zona digunakan dummy link atau centroid connector.

  Jaringan dapat dinyatakan secara numerik dan juga karakteristik sistem dapat dikaitkan untuk setiap ruas dan jalan, contohnya: jalan satu atau dua arah, kecepatan, waktu tempuh, kapasitas, tingkat pelayanan dll.
  Seluruh informasi dapat dinyatakan dalam bentuk matriks.

 KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN METODE GRAFIS DALAM JARIGAN TRANSPORTASI
Matriks digunakan dengan dua maksud : 
1)        Menunjukkan informasi masing-masing ruas, misalnya : panjang, kapasitas.  Matriks ini menggunakan noda dan nomor untuk menyatakan kolom dan baris.
2)        Menunjukkan informasi antara setiap pasangan zona, misalnya : jarak, waktu atau jumlah pergerakan.  Matriks ini mempunyai nomor zona untuk menyatakan baris dan kolom.  Nilai setiap ruas jalan ditambahkan untuk mendapatkan total waktu tempuh, biaya, dll.

SCREEN LINES
Screen Line adalah sebuah garis yang membagi daerah studi menjadi dua bagian yang relatif hampir sama dimana digunakan untuk menentukan lokasi traffic counting bagi kalibrasi hasil pemodelan dalam wilayah studi tersebut.
Syarat screen line : diusahakan merupakan batas alami misalnya : jalan kereta api, atau sungai, sehingga tidak berubah lokasi untuk waktu yang akan datang.

  Sistem Prasarana Transportasi :
  1. Inventarisasi prasarana jalan : desain geometrik, pengendalian lalu lintas, tata guna lahan, fasilitas jalan lainnya.
  2. Inventarisasi kinerja angkutan umum.
  3. Inventarisasi fasilitas dan kebutuhan parkir : survei inventarisasi ruang parkir dan survei kebutuhan parkir.
  4. Inventarisasi waktu tempuh.
JENIS SURVEI
  1. Survei Wawancara Rumah Tangga (home interview survey): guna mendapatkan informasi rumah tangga untuk karakteristik latar belakang sosial-ekonomi suatu pergerakan : anggota keluarga, usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, kepemilikan kendaraan dan intensitas pergerakan per hari oleh anggota keluarga.  Survei wawancara rumah tangga dapat juga menanyakan karakteristik pergerakan, misal : jenis tata guna lahan (zona asal dan tujuan), waktu berangkat dan tiba), tujuan pergerakan, dan moda transportasi.


  1. Survei Angkutan Umum, bertujuan untuk mendapatkan informasi jumlah naik-turunnya penumpang untuk setiap rute, profil pembebanan untuk setiap rute, zone asal dan tujuan pergerakan, tujuan pergerakan, moda transportasi dari zona asal ke angkutan umum, serta moda transportasi dari angkutan umum ke zona tujuan.
  2. Survei Angkutan Barang, guna mendapatkan informasi karakteristik barang, jenis kendaraan yang digunakan, jenis dan volume barang yang diangkut, zona asal dan tujuan, informasi penggunaan multi moda, dll.
4. Survei wawancara tepi jalan, menanyakan informasi yang sama dengan survei lainnya : jenis kendaraan, tingkat isian penumpang, zona asal dan tujuan pergerakan.  Kelemahan survei ini : mengganggu arus lalu lintas dan pengambilan sampel 100 % tidak dapat dilaksanakan jika arus lalu lintas terlalu sibuk.

Traffic Counting : Menghitung/mencacah jumlah kendaraan yang melewati pada suatu ruas jalan dalam waktu tertentu.
Survei ini digunakan untuk mengkalibrasi hasil pemodelan transportasi.  TC dilakukan di ruas jalan yang berpotongan dengan screen line dan external cordon line.

No comments: