Rangkuman:
PERTEMUAN 1
Alasan kenapa transportasi harus direncanakan :
1. Peningkatan Aktivitas Manusia
dimulai
dari perubahan dan perkembangan tata guna lahan, transportasi menjadi
berhubungan langsung dengan penyebaran dan tata guna lahan
2. Terbatasnya Jaringan Jalan
pertambahan jaringan jalan dalam aspek kualitas dan kuantitas tidak akan dapat mengikuti pertumbuhan aktivitas manusia.
3. Kebutuhan Perjalanan yg Efektif, Efisien, Aman dan Nyaman
perjalanan
orang/barang harus memiliki standar kualitas dan kuantitas untuk
mencapai kondisi yang ketersediaan , aman, lancar, nyaman dan ekonomis
4. Aspek Sumber Daya Energi dan Lingkungan
Menipisnya
persdiaan sumber BBM, meningkatnya harga minyak dunia dan memburuknya
kualitas lingkungan telah menjadi problem global.
Tujuan Perencanaan Transportasi
1. Mencegah masalah transportasi di masa depan (kemacetan, tundaan, kecelakaan)2. Problem Solving untuk masalah transportasi
3. Melayani kebutuhan transportasi
4. Mempersiapkan kebijakan transportasi masa depan
5. Mengoptimalkan sumber daya untuk pencapaian tujuan transportasi
Definisi Perencanaan transportasi
Perencanaan
transportasi merupakan bekal ilmu pengetahuan untuk menentukan strategi
dan memilih instrumen terefektif untuk mencapai tujuan di masa yang
akan datang tentang kinerja sistem transportasi yang menjadi objek
perencanaan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada
Perencanaan Transportasi sebagai suatu proses
Merupakan
kegiatan untuk memilih dan memutuskan alternatif pilihan pengadaan
fasilitas transportasi untuk mencapi tujuan optimal yang ditetapkan
sebelumnya dengan sumber daya optimalPerencanaan transportasi merupakan instrumen penting yang berada dalam lingkup tingkat perumusan kebijakan dan rencana strategis atau bahkan dapat berada dalam tingkat operasi atau perancangan elemen-ememen tertentu
Signifikasi perencanaan transportasi
1.
Adanya kesenjangan antara "harapan" dengan "kondisi sekarang" dalam
kinerja suatu sistem transportasi yang menjadi masalah transportasi.2. Perlunya alternatif kebijakan solusi untuk pencapaian "harapan"
3. Peran model (model fisik,model matematis dan model grafis) sebagai alat bantu pendekat untuk menjawab kesenjangan dalam sistem transportasi
Klasifikasi Perencanaan Transportasi
1. Perencanaan Jangka Pendek : perencanaan operasional, penyebrangan, lokasi parkir, dll)2. Perencanaan Menengah : perencanaan taktis (manajemen lalu lintas, organisasi angkutan umum)
3. Perencanaan Jangka Panjang : Perencanaan Startegis (struktur dan kapasitas jaringan jalan, keterkaitan transportasi dan tata guna lahan, dll)
Definisi Model
Model adalah representasi ringkas
dari kondisi riil dan berwujud suatu bentuk rancangan yang dapat menjelaskan
atau mewakili kondisi riil tersebut untuk suatu tujuan tertentu (Black, 1981)
Model adalah suatu kerangka utama
atau formulasi informasi atau data tentang kondisi nyata yang dikumpulkan untuk
mempelajari atau menganalisis sistem nyata teresebut (Gordon, 1978)
Peranan Model Dalam Perencanaan Transportasi
þ
Model sebagai alat bantu (media) untuk memahami cara kerja sistem
(Tamin, 1997)
þ
Untuk memudahkan dan memungkinkan dilakukannya perkiraan terhadap
hasil-hasil atau akibat-akibat dari langkah-langkah/alternatif yang diambil
dalam proses perencanaan dan pemecahan masalah pada masa yang akan datang.
þ
Untuk memudahkan menggambarkan dan menganalisis realita
Konsep Pemodelan
n
Model Fisik : model miniatur bersekala atau prototipe suatu kondisi
tertentu.
n
Model Foto : model berbentuk gambar.
n
Model Diagram : model deskripsi diagram.
n
Model Matematika : model hubungan fungsional kuantitatif.
n
Model Deskriptif atau Normatif : model yang menerangkan perilaku sistem.
n
Model Tingkat Abstraksi : model hirarki suatu proses.
n
Model Kualitatif : model tidak terukur dalam angka (numeris).
n
dan model-model lainnya…
n Penggabungan distribusi geografis
tata guna lahan dan kapasitas-jaringan transportasi untuk mendapatkan pola dan
sistem pergerakan.
n Tingkat pelayanan transportasi
(kelancaran sistem pergerakan) mempunyai feed back terhadap pemilihan
lokasi dan pengembangan tata guna lahan.
Interaksi Spasial Tata Guna Lahan
n
Pendekatan hubungan tata guna lahan dan sistem transportasi didekati
secara kuantitatif dengan pemodelan sistem.
n
Tujuan model adalah memperkirakan besarnya pergerakan menggunakan moda
tertentu pada segmen jaringan transportasi.
n
Model transportasi didasarkan konsep pelaku perjalanan dalam melakukan
rangkaian keputusan dalam melakukan perjalanan, memilih tujuan, memilih jenis
moda dan memilih rute.
n
Model yang digunakan sebagai model kebutuhan transportasi bertahap (sequential
transport demand model)
Gambaran Keterikatan
- Distribusi tata guna lahan menentukan lokasi kegiatan.
- Distribusi kegiatan dalam ruang memerlukan interaksi spasial dalam sistem transportasi.
- Distribusi prasarana dari sistem transportasi menciptakan tingkat keterhubungan spasial dari suatu lokasi (tingkat aksebilitas).
- Distribusi aksebilitas dalam ruang menentukan pemilihan lokasi yang menghasilkan perubahan sistem tata guna lahan.
PERTEMUAN 2
Model suatu
sistem wilayah (perkotaan) adalah model spasial, sehingga diperlukan cara untuk
menjelaskan karakteristik spasial secara numerik.
Suatu
wilayah sebagai daerah studi perlu dibagi dalam beberapa zona dan dinyatakan
secara numerik untuk setiap zona (misal.: ukuran tata guna lahan)
Jaringan
transportasi didefinisikan sebagai urutan ruas jalan dan noda.
Ruas :
Potongan Jalan, Jalan Kereta Api, dll.
Noda :
Persimpangan Jalan, Stasiun, dll.
Setiap
ruas, noda diberikan nomor untuk mengidentifikasi data yang berkait dengan
ruas, noda dan zona.
Pengertian
Daerah
studi ditetapkan sebagai suatu ruang/spasial (obyek) yang dilakukan perencanaan
dan pemodelan untuk memprediksi kebutuhan transportasi yang ada di
dalam/dari/menuju ke daerah tersebut. Daerah studi dapat berupa daerah
perkotaan atau pengembangan kota di masa yang akan datang.
Cordon
Daerah
studi dibatasi oleh suatu garis batas yang disebut sebagai cordon. Cordon ditentukan untuk tidak memotong jalan
yang sama lebih dari dua kali. Cordon
dapat ditentukan sebagai batas alami, seperti sungai, jalan kereta api,dll.
Daerah studi biasanya dipecahkan
menjadi beberapa zona. Zona adalah satuan wilayah yang merupakan pendekatan
terhadap agregasi bangkitan/tarikan individu.
Zona dianggap sebagai satuan
pergerakan terkecil sehingga seluruh sifat pergerakan merupakan rata-rata atau
mewakili dari seluruh bagian zona.
Variabilitas sifat pergerakan sering menjadi kendala yang tidak dapat
diantisipasi dalam zona.
Ukuran zona tergantung dari tujuan
pekerjaan yang dapat berupa banyak zona-zona kecil atau sedikit zona-zona luas.
Zona kecil memiliki akurasi yang
lebih baik namun memerlukan data yang lebih banyak dan waktu pemprosesan
komputer yang lama.
Zona luas memiliki intra-zonal trip
yang cukup besar yang sulit untuk dibebankan kepada jaringan jalan.
SIFAT PERGERAKAN DALAM ZONA
- Pergerakan dalam zona (intra zonal trip) yaitu pergerakan dari dan ke zona yang sama umumnya diabaikan (dianggap = nol).
- Pergerakan antar zona internal (internal zonal trip) yaitu pergerakan dari dan ke zona yang termasuk zona internal.
- Pergerakan antar zona internal dan eksternal, yaitu pergerakan ke luar/masuk wilayah studi.
- Pergerakan antar zona eksternal yaitu pergerakan antar zona yang melewati wilayah studi yang dikenal sebagai through traffic.
•
Noda
adalah tempat dimana ruas-ruas jalan berpotongan atau tempat dimana orang atau
barang memasuki jaringan (bus stop, stasiun, terminal, dll.).
•
Pusat
Zona adalah noda khusus dan merupakan noda yang menunjukkan asal dan tujuan
perjalanan
•
Untuk
menghubungkan ruas dengan pusat zona digunakan dummy link atau centroid connector.
Jaringan dapat dinyatakan secara
numerik dan juga karakteristik sistem dapat dikaitkan untuk setiap ruas dan
jalan, contohnya: jalan satu atau dua arah, kecepatan, waktu tempuh, kapasitas,
tingkat pelayanan dll.
Seluruh informasi dapat dinyatakan
dalam bentuk matriks.
Matriks
digunakan dengan dua maksud :
1) Menunjukkan informasi masing-masing ruas,
misalnya : panjang, kapasitas. Matriks
ini menggunakan noda dan nomor untuk menyatakan kolom dan baris.
2) Menunjukkan informasi antara setiap pasangan
zona, misalnya : jarak, waktu atau jumlah pergerakan. Matriks ini mempunyai nomor zona untuk
menyatakan baris dan kolom. Nilai setiap
ruas jalan ditambahkan untuk mendapatkan total waktu tempuh, biaya, dll.
Screen Line
adalah sebuah garis yang membagi daerah studi menjadi dua bagian yang relatif
hampir sama dimana digunakan untuk menentukan lokasi traffic counting
bagi kalibrasi hasil pemodelan dalam wilayah studi tersebut.
Syarat
screen line : diusahakan merupakan batas alami misalnya : jalan kereta api,
atau sungai, sehingga tidak berubah lokasi untuk waktu yang akan datang.
Sistem Prasarana Transportasi :
- Inventarisasi prasarana jalan : desain geometrik, pengendalian lalu lintas, tata guna lahan, fasilitas jalan lainnya.
- Inventarisasi kinerja angkutan umum.
- Inventarisasi fasilitas dan kebutuhan parkir : survei inventarisasi ruang parkir dan survei kebutuhan parkir.
- Inventarisasi waktu tempuh.
- Survei Wawancara Rumah Tangga (home interview survey): guna mendapatkan informasi rumah tangga untuk karakteristik latar belakang sosial-ekonomi suatu pergerakan : anggota keluarga, usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, kepemilikan kendaraan dan intensitas pergerakan per hari oleh anggota keluarga. Survei wawancara rumah tangga dapat juga menanyakan karakteristik pergerakan, misal : jenis tata guna lahan (zona asal dan tujuan), waktu berangkat dan tiba), tujuan pergerakan, dan moda transportasi.
- Survei Angkutan Umum, bertujuan untuk mendapatkan informasi jumlah naik-turunnya penumpang untuk setiap rute, profil pembebanan untuk setiap rute, zone asal dan tujuan pergerakan, tujuan pergerakan, moda transportasi dari zona asal ke angkutan umum, serta moda transportasi dari angkutan umum ke zona tujuan.
- Survei Angkutan Barang, guna mendapatkan informasi karakteristik barang, jenis kendaraan yang digunakan, jenis dan volume barang yang diangkut, zona asal dan tujuan, informasi penggunaan multi moda, dll.
4. Survei
wawancara tepi jalan, menanyakan informasi yang sama dengan survei lainnya :
jenis kendaraan, tingkat isian penumpang, zona asal dan tujuan pergerakan. Kelemahan survei ini : mengganggu arus lalu
lintas dan pengambilan sampel 100 % tidak dapat dilaksanakan jika arus lalu
lintas terlalu sibuk.
Traffic Counting : Menghitung/mencacah jumlah
kendaraan yang melewati pada suatu ruas jalan dalam waktu tertentu.
Survei ini digunakan untuk mengkalibrasi hasil
pemodelan transportasi. TC dilakukan di
ruas jalan yang berpotongan dengan screen line dan external cordon line.
No comments:
Post a Comment